Hisyam bin ‘Abdul Malik 105H – 125H

Setelah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz meninggal, beliau digantikan oleh Yazid bin ‘Abdul Malik. Masa pemerintahannya berlangsung selama empat tahun, dari tahun 101 H sampai tahun 105 H. Beliau memegang khilafah karena wasiat dari saudaranya yaitu Sulaiman Pada masa beliau memerintah, sejumlah gejolak dalam negeri beliau hadapi, yang paling penting adalah pergolakan yang dipimpin oleh Yazid bin Al Muhallab yang berhasil beliau padamkan dengan perantara saudaranya yaitu Maslamah bin ‘Abdul Malik. Sebagian orang menuduhnya sebagai orang yang condong kepada permainan sia-sia dan alat-alat musik. Mereka mencelanya karena perkara ini dan merangkai sejumlah kisah?kisah dusta tentangnya. Akan tetapi Ibnu Katsir mengatakan: “Sebagian orang mencelanya dari sisi agama, akan tetapi tuduhan ini tidak benar. Yang dicela dari sisi agamanya adalah anaknya yang bernama Al­-Walid bin Yazid sebagaimana akan datang penjelasannya. Adapun orang ini (Yazid bin `Abdul Malik) tidak memiliki cela.” Beliau meninggal pada tahun 105 H rahimahullah.

Kekuasaan Hisyam dan kondisi negara secara umum pada masanya

Setelah Yazid bin ‘Abdul Malik meninggal, saudaranya yang bernama Hisyam naik tahta. Ketika itu beliau berusia 34 tahun. Beliau menjalankan roda pemerintahannya berdasar metode Islam yang lurus sehingga jiwa rakyatnya bergembira, sekian harapan mereka gantungkan. Kaum muslimin mengharapkan kebaikan yang banyak akan muncul darinya. Beliau adalah seorang yang mencintai jihad fii sabiilillah. Sampai-sampai beliau menjadikan anak-anaknya sebagai komandan pasukan dalam menyerang Romawi terutama Mu’awiyah dan Sulaiman, juga saudaranya Maslamah bin ‘Abdul Malik dan anak pamannya Marwan bin Muhammad. Demikian pula mayoritas khalifah dari Bani Umayyah. Ini semua menjadi sebagian kebaikan mereka. Hisyam tidak memberi imbalan kepada keturunan Bani Umayyah sampai mereka maju kemedan perang. Dahulu sebagian dari mereka berperang kemudian yang lain dikirim sebagai gantinya.

Sejumlah mara bahaya telah melingkupinya semenjak awal beliau memegang pemerintahan sampai akhir beliau menjabat. Akan tetapi, beliau mampu berdiri tegak di atas kedua kakinya di tengah pertentangan yang sengit dan huru hara yang bertubi-tubi. Kelompok Khawarij mengadakan pemberontakan diIraq, kaum ‘Alawi mengadakan huru hara di Kufah di bawah pimpinan Zaid bin ‘Ali bin Al-Husain bin ‘Ali [1). Sedangkan kaum Barbar mengadakan pembelotan di wilayah Afrika. Semua kejadian ini terjadi di saat kondisi negara dipenuhi oleh semangat fanatisme suku yang menyebabkan kekuatan terpecah dan persatuan pun pudar. Walaupun demikian Hisyam terus berjalan menjalankan tugas memimpin negara. Beliau memadamkan api pergolakan yang menyala di mana-mana. Upaya yang beliau lakukan ini tidak membuat beliau terlalaikan dari jihad fii sabiilillah. Sehingga pada masa pemerintahan­nya daerahQaisaria,Armenia, dan wilayah lainnya yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Romawi dan Turki berhasil beliau taklukan.

Hisyam meninggal pada bulan Rabi’ul Awwal 125 H, masa beliau rahimahullah memegang pemerintahan adalah 20 tahun.

Foot Note:

[1] Kita akan membicarakan permasalahan ini ketika membicarakan kelompok Khawarij dan Syi’ah.

Bersambung ke: Ahlul Bid’ah Dan Fitnah Yang Mereka Hasung Di Tengah-Tengah Daulah Umawiyah Bag.01

 

Sumber: Disalin dari buku “TARIKH DAULAH UMAWIYYAH”, Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyyah, Riyadh Saudi Arabia, Penerjemah: Fathul Mujib, Muroja’ah: Ustadz Abu Muhammad ‘Abdul Muthi, Lc Hafizhahullah, Penerbit Hikmah Ahlus Sunnah, Cet.Kedua, Hal.87-88

Artikel: www.kisahislam.net

Comments
All comments.
Comments