Abul Qasim bin Asakir Rahimahullah dalam kitab Tarikh lbnu Asakir (XVIII/189) berkata, “Abul Qasim bin As-Samarqandi meriwayatkan kepada kami Abu Bakar Ath-Thabari, dari Abul Husain bin Al-Fadhl, dari Abdullah bin Ja’far, dari Ya’qub, dari Ahmad bin Mani’, dari Abu Qathan, dari Abu Khuldat, dari Abul Aliyah, Ia bercerita, ‘Selama bulan
Di samping menjadi salah satu imam madzhab yang diakui keilmuan dan kefakihannya, Imam Abu Hanifah juga dikenal sebagai seorang anak yang berbakti kepada ibundanya. Salah satu sikap yang menunjukkan hal itu adalah kisah yang disebutkan oleh Khathib Al-Baghdadi dalam Târîkh-nya (15/487): Hujar bin Abdul Jabbar Al-Hadhrami mengatakan, “Di masjid kami
“Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan, yang telah memuliakan tetangga dan memenuhi haknya.” (Si Pemuda) Kisah unik ini disebutkan oleh Khathib Al-Baghdadi dalam Târîkh-nya (15/487):Al-Qasim bin Ghassan berkata, “Abdullah bin Raja’ Al-Hadzdzani mengabarkan kepadaku, “Di Kufah, Abu Hanifah bertetanggaan degnan seorang pemuda tukang sepatu. Dia bekerja speanjang siang. Ketika tiba waktu
“Wahai Ibnu Ka’ab, apa yang akan kamu katakan jika kamu melihatku di dalam kubur setelah tiga hari.” (Umar bin Abdul Aziz rahimahullah) Kisah ini disebutkan oleh Ibnu Sa’ad dalam bukunya, Ath-Thabaqât Al-Kubrâ (5/287): Dari Yahya bin Fulan, dia berkata, “Muhammad bin Ka’ab Al-Quradhi datang menemui Umar bin Abdul Aziz, dia berkata,
Kisah ini disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam Shifat Ash-Shafwah (2/40): Al-Hasan bin Amr Al-Fazari berkata, “Pembantu Amr bin Utbah bercerita kepadaku, ‘Pada hari yang sangat panas, kami bangun dari tidur untuk mencari Amr bin Utbah dan kami mendapatinya sedang sujud di sebuah gunung, sedangkan awan menaunginya. Kami pun pernah pergi
Abdullah bin Muslim Al-Qanthari adalah seorang lelaki shalih. Ada kisah unik yang disebutkan oleh Khathib Al-Baghdadi dalam Târîkh Baghdâd-nya (11/412) perihal dirinya: Abu Abdillah Ahmad bin Atha’ berkata, “Suatu ketika aku melihat Abdullah bin Muslim Al-Qanthari diminta oleh orang fakir. Beliau kemudian mengeluarkan dari bajunya sebuah kantong yang sudah terbuka.
Ketika kita ditimpa musibah dan bencana, itu artinya Allah ingin agar kita memasrahkan secara totalitas semua masalah kita kepada-Nya saja. Dan dengan demikian, pertolongan tidak lama lagi akan turun. Ini adalah nasihat yang disampaikan oleh Ahmad bin Sulaiman Al-Qathi’i kepada Ibrahim Al-Harbi. Nasihat ini disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam Shifat
Kisah ini disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam Shifat Ash-Shofwah (1/352-353): Dari Sufyanbin Uyainah, ia berkata, “Hisyam bin Abdul Malik masuk ke dalam Ka’bah dan ternyata di dalamnya ada Salim bin Abdullah bin Umar bin Khaththab. Lalu ia berkata kepada Salim, “Wahai Salim, mintalah kepadaku apa yang engkau butuhkan!” “Aku sangat
Kisah ini disebutkan oleh Khathib Al-Baghdadi dalam Târîkh Baghdâd-nya (7/545): Al-Marrudzi berkata, “Aku pernah mendengar sebagian pedagang kapas (qaththanin) berkata, “Salah satu guruku pernah dihadiahi kurma. Kebetulan pada musim kemarau Bisyr sedang tidur siang di toko kami. Lalu guruku berkata kepadanya, “Wahai Abu Nashr, kurma ini adalah kurma yang baik
Di dalam bukunya, Al-Jâmi’ li Akhlâq Ar-Râqi (1/411), Al-Khathib Al-Baghdadi menceritakan bahwa Ahmad bin Muhammad bin Al-Fadhl Abul Abbas Al-Mu’adzin berkata, “Aku pernah mendengar Harun bin Abdullah Al-Hammal bercerita, “Suatu malam, Ahmad bin Hanbal datang mengetuk pintu rumahku. Aku kemudian bertanya, “Siapa ini?” Beliau menjawab, “Saya Ahmad.” Aku pun bergegas
Ada saja siasat yang dilakukan oleh para salaf dalam mendapatkan ilmu; salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh Hisyam Ammar. Ia rela dipukul asalkan mendapatkan hadits dari Imam Daril Hijrah, Malik bin Anas, sesuai dengan jumlah pukulan yang ia dapatkan. Kisah unik ini diabadikan oleh Imam Dz-Dzahabi dalam Ma’rifatul Qurra’
Kaki Pincang Karena Lalai Berdzikir “Aku telah mengadakan perjanjian dengan diriku sendiri agar aku tidak berjalan dalam keadaan lalai.” Ayyub Al-Hammal rahimahullah Kisah ini disebutkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyat Al-Auliyâ’ (10/314), Ibnul Jauzi dalam Shifat Ash-Shafwah (1/506) dan Khathib Al-Baghdadi dalam Târîkh Baghdâd (7/457): Muhammad bin Khalid berkata, “Aku