Mati Dalam Keadaan Pergi Ketempat Maksiat

Diceritakan bahwa ada dua orang laki-laki bersauda­ra, yang satu adalah seorang yang ahli ibadah, sedangkan yang satunya lagi selalu menyia-nyiakan dirinya (berbuat maksiat).

Suatu ketika tersirat dalam pikiran ahli ibadah itu untuk memanjakan dirinya dan menuruti syahwatnya, karena selama ini ia menghabiskan hidupnya hanya de­ngan beribadah saja. Setelah itu ia berniat akan bertaubat karena ia yakin bahwa Allah Ta’ala Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

la berkata dalam dirinya: “Lebih baik aku turun me­nemui saudaraku sebentar ke bawah lalu ikut bersama­nya merasakan kenikmatan (melakukan maksiat), Kemudian aku bertaubat kepada Allah dan mengabdikan sisa hidupku hanya untuk beribadah kepada-Nya”. Lantas ia pun turun dengan niat tersebut.

Pada saat yang sama, saudaranya yang suka melaku­kan maksiat justru berpikiran lain. la berujar dalam hati­nya: “Aku telah menghabiskan hidupku dengan melaku­kan maksiat. Saudaraku yang shalih itu akan masuk surga, sedangkan aku akan masuk neraka. Demi Allah, aku benar­-benar akan bertaubat dan naik menemui saudaraku, lalu aku ikut melakukan ibadah bersamanya dan mengabdikan sisa hidupku hanya untuk beribadah. Mudah-mudahan Allah akan mengampuniku”. Maka ia pun keluar dengan niatnya tersebut.

Ahli ibadah turun dari atas dengan niatnya tadi, tapi kakinya tergelincir lalu terjatuh dan menimpa saudaranya yang di bawah. Keduanya pun meninggal. Maka, ahli iba­dah itu akan dibangkitkan di hari kiamat nanti dengan membawa niat maksiatnya, sedangkan orang yang selalu berbuat maksiat itu dibangkitkan dengan membawa niat taubatnya. Bagaimana tidak? Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri pun pernah bersabda:

“Setiap hamba akan dibangkitkan (di hari kiamat nanti) dengan apa yang dilakukannya saat menjelang ajalnya”.

Sumber: Kisah-Kisah Su’ul Khotimah, Manshur bin Nashir al-‘Awaji, penerbit Darussunnah.

Artikel: www.KisahIslam.net

Comments
All comments.
Comments
  1. muhsin says:

    Alhamdulillah dia baru niat (belum melakukan maksiat)
    karena niat maksiat tidak terhitung hingga terlaksana niat tersebut.

    Dari ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari apa yang beliau riwayatkan dari Robbnya tabaaroka wa ta’ala beliau berkata: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla telah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskannya. Barang siapa yang berkeinginan untuk berbuat kebaikan kemudian dia tidak melakukannya, Allah mencatat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia berkeinginan melakukan kebaikan kemudian ia melakukannya, Allah mencatat untuknya 10-700 kali lipat kebaikan sampai tidak terhingga. Jika dia berkeinginan untuk melakukan kejelekan kemudian dia tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika dia berkeinginan melakukannya, kemudian dia melakukannya maka Allah mencatat baginya satu kejelekan.”
    (HR. Bukhari dan Muslim)

    wAllahul musta’an

  2. Yudha says:

    Untuk memutuskan pemuda yg meninggal dengan Niat buruk Tadi sebagai kematian yg Suu’,tidak hanya dilihat dari Niatnya,karena dia baru berniat,meskipun kakinya melangkah tetapi hal itu belum terlaksana Wallohu a’lam,semoga saja Allah menyelamatkannya dari kemaksiatan dengan mematikannya.