Faisal bin ‘Abd al ‘Aziz Al Sa’ud (1906 – 25 Maret 1975) adalah Raja Arab Saudi yang menjabat mulai tahun 1964 hingga tahun 1975. Raja Faisal lahir di Riyadh dan merupakan anak keempat Raja Abdul Aziz Al Saud. Faisal juga keturunan langsung syaikh Muhammad Abdul Wahhab melalui ibunya. Di antara
7. Sa’id bin al Musayyab Rahimahullah Menikahkan Puterinya Dari Abu Bakar bin Abi Dawud, dia mengatakan, “Puteri Said bin Al-Musayyib telah dipinang oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan untuk dinikahkan dengan puteranya yang bernama Al-Walid. Tapi Sa’id menolaknya. Dia terus membuat dalih alasan kepada Abdul Malik hingga Abdul Malik mencambuknya
Ada seorang raja yang memimpin suatu negeri. Raja ini memiliki seorang pembantu yang jika ia terkena musibah, ia selalu berkata “Al Khair Mukhtarallah” (Yang terbaik adalah pilihan Allah). Suatu hari Raja tersebut makan. Kemudian salah satu jarinya terpotong pisau. Spontan pembantunya berkata “Al Khair Mukhtarallah” (Yang terbaik adalah pilihan Allah).
Pada suatu malam yang gelap Umar bin Abdul Aziz memasuki masjid. Ia melewati seorang lelaki yang tengah tidur nyenyak. Lelaki itu terbangun dan berkata: “Apakah engkau gila!” Umar menjawab: “Tidak.” Namun para pengawal berusaha meringkus lelaki itu. Namun Umar bin Abdul Aziz mencegah mereka seraya berkata: Dia hanya bertanya: “Apakah
Perkembangan yang didapatkan pada masa Bani Umayyah Perkembangan/kemajuan yang hakiki adalah tauhid kepada Allah ‘azza wa jalla (menjadikan-Nya sebagai satu-satunya sesembahan yang berhak diibadahi sedangkan selain-Nya apapun bentuknya tidak boleh diibadahi -pen), mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan penerapan agama yang agung ini di seluruh bidang yang digarap
5. Keahliannya dalam Menafsirkan Mimpi Adz-Dzahabi berkata, “Al-Waqidi mengatakan bahwa Said bin Al Musayyib adalah orang yang paling berkompeten dalam menafsirkan mimpi di kalangan masyarakat. Said mempelajarinya dari Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anha sedangkan Asma’ sendiri mempelajarinya dari ayahnya.” Dalam kitab Ath-Thabaqat, Ibnu Sa’ad meriwayatkan beberapa mimpi dan
3.Ibadahnya Dari Harmalah bin Said bin Al-Musayyib, dia berkata bahwa Said pernah mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah selama 40 tahun.” Dari Utsman bin Hukaim, dia berkata, “Aku pernah mendengar Said bin Al-Musayyib berkata, “Selama 30 tahun, setiap kali para Muadzin mengumandangkan adzan, pasti aku sudah berada di dalam
1. Nama, Panggilan, Kelahiran dan Sifatnya Namanya: Said bin Al-Musayyib bin Hazn bin Abi Wahb Ibnu Amr bin A’id bin Imran bin Makhzum Al-Qurasy Al-Makhzumi Al-Madani. Dia adalah pembesar para tabi’in. Kunyah atau Panggilannya: Abu Muhammad. Ibnu Sa’ad pernah meriwayatkan dengan sanadnya dari Ali bin Zaid dari Said bin Al-Musayyib
Tokoh kita kali ini adalah salah seorang yang berpengetahuan luas dan yang biografinya pantas kami ketengahkan. Memang dia tidak begitu terkenal di kalangan khalayak umum, akan tetapi karena kepakaran ilmunya, dia bisa dikenal di kalangan intelektual dan para cendikia. Dialah pembesar para tabi’in Said bin Al-Musayyib. Dia sezaman dengan para
Pada suatu malam, Muhammad bin Al-Munkadir rahimahullah melaksanakan shalat malam, kemudian beliau terus menerus menangis hingga membuat keluarganya merasa khawatir terhadap nya. Mereka pun bertanya kepadanya. “Apa yang menyebabkan mu menangis?” Namun beliau terdiam dan terus menerus menangis. Kemudian keluarganya mengirim utusan kepada Abu Hazim untuk memberi tahu keadaan nya.
Dari Hammad bin Zaid, ia berkata : ’Ali bin Zaid becerita kepada kami, ia berkata : Sa’id bin Musayyib (tabi’in) berkata kepadaku, ”Suruhkah kusirmu berdiri melihat wajah dan jasad laki-laki ini!” Kusir itu pun bangkit, kemudian datang lagi, ”Aku tadi melihat wajah dan jasad orang Zanji ini putih.” Sa’id berkata,
Pendahuluan: Sikap adil terhadap Bani Umayyah Pembukuan sejarah Bani Umayyah dilakukan pada masa pemerintahan musuhnya, yaitu Bani Al ‘Abbas -semoga Allah merahmati mereka semua-. Ditulis setelah musuh-musuh mereka menyebarkan berbagai riwayat dusta, kisah yang dibuat-buat, dan sikap berlebihan yang amat janggal tentang Bani Umayyah, yang disandarkan padas syubuhat (kerancuan), kejadian-kejadian