Dari Ustadz Najmi Umar Bakkar.: Ini adalah kisah sakaratul maut yang begitu berkesan dari seorang pemuda yang begitu berbakti pada orang tuanya.Yang begitu mengagumkan kita, ketika ia ingin dipanggil oleh bidadari surga menjelang kematiannya, ia pun masih meminta izin pada ibunya. Bagaimana baktinya yang luar biasa ? Sebuah kisah yang
Kafilah-kafilah Haji berdatangan dari berbagai penjuru. Mereka datang untuk memenuhi panggilan Rabbnya, “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki,dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (Al-Hajj: 27) Itulah rombongan manusia yang datang menuju Baitullah, karena mencintai tempat-tempat
Syaikh Ahmad yang merupakan saudara dari Imam Abu Hamid Al Ghazali mengkisahkan,”Di saat hari Senin di waktu shubuh, saudaraku Abu Hamid berwudhu dan melaksanakan shalat. Lantas ia mengatakan,’Ambilkan kafan untukku’. Lantas aku pun mengambilkan untuknya. Ia pun mencium kafan itu dan menutupkannya di wajah seraya berkata,’Saya mendengar dan saya ta’at
Al Mazini bercerita: Aku menemui Imam asy Syafi’i rahimahullah saat ia sakit menjelang kematiannya. Aku bertanya, ”Bagaimana keadaanmu?” Ia menjawab, ”Aku akan meninggalkan dunia, berpisah dengan saudara-saudaraku, meneguk gelas kematian, berjumpa dengan buruknya amal, dan kembali kepada Allah. Aku tidak tahu apakah ruhku akan kembali ke surga sehingga layak kuberi
1. Kematian Abu Hanifah Rahimahullah Imam Abu Hanifah menjelang wafatnya berkata : ” Sayangilah aku, sebab aku menderita di tengah-tangah ahli dunia, kuobati diriku wahai …..Dzat Yang Maha Penyayang “. 2. Kematian Imam Malik Rahimahullah Isma’il Bin Abi Uwais berkata : ” Ketika Malik sakit maka aku bertanya pada sebagian
Diriwayatkan dari Muhammad bin Muslim bin Waarah. ia menceritakan, “Aku bermimpi melihat Abu Zur’ah. Aku tanyakan kepadanya, “Bagaimana keadaanmu, wahai Abu Zur’ah?” Ia menjawab, “Aku memuji Allah atas segenap keadaanku. Aku sudah sampai lalu berdiri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia berfirman, “Wahai ‘Ubaidillah, mengapa engkau terlalu banyak berbicara