FASE KEDUA Setelah beliau menegaskan pengumuman taubatnya tersebut, beliau meninggalkan kota Bashrah menuju kota Baghdad. Pada fase ini, beliau memiliki kecondongan kepada pemahaman ulama Ahlus Sunnah. Namun, beliau belum sepenuhnya memeluk madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Saat itu, beliau masih terpengaruh oleh pemikiran Abu Muhammad Abdullah bin Sa’id bin Kullab.
Abul Hasan Al-Asyari, sebuah nama yang akrab di telinga kaum muslimin. Nama yang begitu membahana, sering disebut-sebut dalam majelis. Memang, banyak kaum muslimin yang menisbatkan diri kepada beliau terutama dalam masalah akidah. Yaitu hanya menetapkan sebagian nama dan sifat bagi Allah ‘azza wa jalla. Kita mungkin sering mendengar lantunan pujian,
Karya-Karyanya* *Nama karya beliau ini diambil secara ringkas dari kitab Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asya’irah, karya Dr. Abdurrahman bin Shaleh Ali Mahmud 2/623-625, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/203-204 Beliau seorang yang produktif menulis. Karya ilmiah beliau sangat banyak sekali. Di antara karyanya yang terkenal ialah: Pertama, dalam masalah ushuluddin dan aqidah:
Imam Al Ghazali, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf. Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia Islam. Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan kaum muslimin belum mengerti. Berikut adalah sebagian sisi kehidupannya. Sehingga setiap
BAGIAN PERTAMA “Barangsiapa ingin melihat seorang syahid berjalan di atas muka bumi, hendaklah dia melihat kepada Thalhah bin ‘Ubaidillah.” [Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam] Selamat datang! Selamat datang kepada seorang laki-laki yang mengorbankan hidupnya demi membela al-Habib Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Perang Uhud… Selamat datang kepada seorang
“Tidaklah seseorang dikatakan sebagai orang yang termasuk pecinta dan pendengar setia Al-Qur’an Al-Karim, apabila ia tidak mengenal ‘Imam Besar Masjid al-Haram’, atau tidak mengenal suaranya di antara ratusan suara para imam yang ada… walaupun baik, indah dan istimewa suara mereka…. Tidak lain karena bacaan Syaikh Su’ud asy-Syuraim, memiliki khas tersendiri
7. Sa’id bin al Musayyab Rahimahullah Menikahkan Puterinya Dari Abu Bakar bin Abi Dawud, dia mengatakan, “Puteri Said bin Al-Musayyib telah dipinang oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan untuk dinikahkan dengan puteranya yang bernama Al-Walid. Tapi Sa’id menolaknya. Dia terus membuat dalih alasan kepada Abdul Malik hingga Abdul Malik mencambuknya
Seorang bocah mungil sedang asyik bermain-main tanah. Sementara sang ibu sedang menyiapkan jamuan makan yang diadakan sang ayah. Belum lagi datang para tamu menyantap makanan, tiba-tiba kedua tangan bocah yang mungil itu menggenggam debu. Ia masuk ke dalam rumah dan menaburkan debu itu diatas makanan yang tersaji. Tatkala sang ibu
5. Keahliannya dalam Menafsirkan Mimpi Adz-Dzahabi berkata, “Al-Waqidi mengatakan bahwa Said bin Al Musayyib adalah orang yang paling berkompeten dalam menafsirkan mimpi di kalangan masyarakat. Said mempelajarinya dari Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anha sedangkan Asma’ sendiri mempelajarinya dari ayahnya.” Dalam kitab Ath-Thabaqat, Ibnu Sa’ad meriwayatkan beberapa mimpi dan
3.Ibadahnya Dari Harmalah bin Said bin Al-Musayyib, dia berkata bahwa Said pernah mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah selama 40 tahun.” Dari Utsman bin Hukaim, dia berkata, “Aku pernah mendengar Said bin Al-Musayyib berkata, “Selama 30 tahun, setiap kali para Muadzin mengumandangkan adzan, pasti aku sudah berada di dalam
1. Nama, Panggilan, Kelahiran dan Sifatnya Namanya: Said bin Al-Musayyib bin Hazn bin Abi Wahb Ibnu Amr bin A’id bin Imran bin Makhzum Al-Qurasy Al-Makhzumi Al-Madani. Dia adalah pembesar para tabi’in. Kunyah atau Panggilannya: Abu Muhammad. Ibnu Sa’ad pernah meriwayatkan dengan sanadnya dari Ali bin Zaid dari Said bin Al-Musayyib
Tokoh kita kali ini adalah salah seorang yang berpengetahuan luas dan yang biografinya pantas kami ketengahkan. Memang dia tidak begitu terkenal di kalangan khalayak umum, akan tetapi karena kepakaran ilmunya, dia bisa dikenal di kalangan intelektual dan para cendikia. Dialah pembesar para tabi’in Said bin Al-Musayyib. Dia sezaman dengan para