Penaklukan Persia & Irak Zaman Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq

Pembebasan Persia dan Irak

Kerajaan Persia sudah sejak dulu merupakan sebuah kerajaan yang kuat dan memiliki wilayah yang sangat luas. Luas wilayahnya membentang dari timur negeri Syam di sisi barat, hingga negeri Afganistan di sebelah timur, dari laut Khazar (Qazwin) di sisi utara, sampai negeri As-Sind di sebelah selatan. Meliputi daerah Irak, Persia, Khurasan, Thabaristan, Azerbaijan, dan daerah-daerah kecil lainnya.

Kerajaan Persia memiliki kelebihan berupa jumlah personil yang banyak dan teratur, akan sulit bagi kerajaan lain untuk membuat perkara atau menantang perang dengannya. Kerajaan Persia dengan pasukannya yang kuat itu pernah terlibat dalam peperangan yang hebat melawan kekaisaran Romawi. Dengan pasukan kuat itu pula, kerajaan Persia sering mendapatkan kemenangan, dan dari peperangan yang mereka lakukan telah meningkatkan pengalaman pasukannya yang kuat. Meskipun demikian, pasukan Islam tetap melihatnya biasa; karena kemenangan dan mati syahid yang telah Allah Ta’ala janjikan,

“Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid). Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan adzab kepadamu dari sisi-Nya, atau (adzab) melalui tangan kami. Maka tunggulah, sesungguhnya kami menunggu (pula) bersamamu.” (QS. At Taubah [9]: 52)

Gerakan pembebasan daerah dari kekuasaan Persia dimulai dari tangan pemimpin muslim, Al-Mutsanna bin Haritsah Asy-Syaibani Radhiyallahu Anhu, yang sebelumnya telah meminta izin kepada khalifah Abu Bakar untuk memerangi Persia. Dalam penyerangan tersebut, Al-Mutsanna memanfaatkan pasukan muslimin yang berasal dari sukunya, dengan alasan kedekatan lokasi mereka dengan daerah kekuasaan Persia. Melalui aksinya, Al-Mutsanna Radhiyallahu Anhu berhasil mengubah keadaan selatan Irak dengan sejumlah kemenangan yang diperolehnya melawan Persia dan sekutunya, Nasrani Arab. Meskipun tentaranya sedikit jumlahnya dan tentara musuh jauh lebih banyak. Menyadari keadaan pasukannya yang telah berkurang, Al-Mutsanna mengirimkan surat kepada Abu Bakar untuk meminta bantuan. Ketika itu, Khalid bin Walid telah menyelesaikan tugasnya, memerangi Musailamah Al-Kadzdzab di Yamamah. Oleh sebab itu, Abu Bakar mengirimkan surat perintah kepada Khalid untuk membawa pasukannya menuju Irak, guna membantu Al Mutsanna bin Haritsah dan pasukannya. Khalid pun berangkat ke Irak. Peristiwa ini terjadi pada tahun 12 Hijriyah. Abu Bakar juga memerintahkan pasukan lain di bawah komando Iyad bin Ghanam Al-Fahrawi. Abu Bakar memerintahkan agar pasukan Islam memasuki Irak dan arah atas, juga memerintahkan agar, baik Khalid dan juga Iyadh, menuju ke Al-Hirah, ibu kota kerajaan Arab yang terasing. Abu Bakar juga menjanjikan akan memberikan hadiah bagi mereka yang terlebih dahulu mencapai Al-Hirah.[1]

Khalid berhasil memasuki kawasan Irak dan arah selatan dan mulai menaklukkan beberapa desa yang berada di dekat sungai Eufrat. Khalid berhasil menguasai Alis, Barmusa, Banqiya[2] dan desa-desa lainnya.

Khalid pun merencanakan pembebasan kota Al-Abalah, yang merupakan pangkalan militer paling kuat kerajaan Persia di selatan Irak, juga menjadi pelabuhan yang disiapkan untuk penyerangan ke India,[3] bahkan kota itu memiliki julukan “Pelabuhan India.” Sebelum Khalid melakukan penyerangan ke kota Ablah, dia mengirimkan surat kepada pemimpim kota itu. Dalam surat itu, Khalid meminta kepada sang pemimpin kota untuk masuk Islam, jika tidak sang pemimpin itu harus membayar pajak. Selain itu, Khalid juga memberikan ancaman jika pemimpin kota itu menolak, dengan mengatakan, “Jika kamu menolak permintaanku, maka jangan pernah kamu salahkan kecuali dirimu sendiri, karena kamu akan didatangi sebuah kelompok yang menyukai kematian, sebagaimana kamu mencintai kehidupan.”[4] Pasukan kaum muslimin lalu mempersiapkan diri untuk bertempur melawan Persia, begitu pula Persia bersiap menerima serangan kaum muslimin dalam sebuah peristiwa yang kemudian dikenal dengan: Perang Dzatus Salasil, Perang Al Waljah (Peristiwa Alis), Pembebasan Al Hirah dan Al Anbar, Pembebasan Daumah Al Jandal yang akan dijelaskan nanti satu persatu. Bersambung insyaallah..

Foot Note:

[1]. Ath-Thabari, Tarikh Ath-Thabari (3/5).

[2]. Lihat peta yang dilengkapi legenda untuk mengetahui tempat-tempat tersebut.

[3]. Lihat: Khalifah ibn Khayyath, Tarikh Khalifah Ibn Khayyath (117, 118). Al-Azdi, Futuh Asy-Syam (57). Adz-Dzahabi, Tarikh Al-Islam, Ahd Ar-Rasyidin (77, 78).

[4]. Ath-Thabari, Tarikh Ath-Thabari (3/5).

Dikutip dari: Penaklukan Dalam Islam, DR.Abdul Aziz bin Ibrahim Al Umari, Penerbit Darussunnah dengan di edit sedikit

Artikel: www.KisahIslam.net

Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

Comments
All comments.
Comments