Kisah Para Peminang Bidadari – Mu’awwidz bin Afra’ Radhiyallahu’anhu

Dari Shalih bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf, dari ayahnya (yakni Ibrahim) dari kakeknya (yakni Abdurrahman) yang berkata :
“Tatkala aku berdiri dibarisan Perang Badar, aku memperhatikan kanan kiriku. Tiba – tiba aku mendapati dua anak muda dari sahabat Anshar. Saat itu aku berharap (dikanan dan kiriku) lebih kuat daripada mereka berdua. Salah satu dari keduanya mengedipkan mata kepadaku dan berkata :
“Paman, apakah engkau kenal Abu Jahal?”

Aku (Abdurrahman) menjawab : “Ya, Tetapi apa keperluan mu dengan nya, wahai keponakan ku?
Dia menjawab : “Aku mendengar kabar bahwa dia mencaci Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sungguh bila aku melihat Abu Jahal maka aku dan dia tidak akan berpisah sebelum ada yang mati lebih dahulu diantara kami.”

Aku kagum kepada anak itu, Anak muda yang satu nya lagi juga mengedipkan matanya kepada ku dan berkata kepada ku seperti kata saudaranya yang pertama.

Tat lama kemudian aku melihat Abu Jahal yang berjalan lalu lalang ditengah orang – orang. Aku berkata : “Dialah orang yang kalian tanyakan kepada ku tadi.”
Keduanya dengan sigap menyerang Abu Jahal dengan pedang, lalu mereka menebasnya hingga ABu Jahal terbunuh.

Kedua nya lalu menghadap Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dan menceritakan hal itu kepada beliau. Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam bertanya : “Siapa diantara kalian berdua yang membunuhnya?”
Keduanya berkata : “Aku yang membunuhnya.”
Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam berkata : “Apakah kalian sudah mengusap darah dari pedang kalian?”
Kedua nya menjawab : “Belum.”
Beliau memperhatikan dua pedang itu, lalu berkata : “Kalian kalian berdualah yang membunuhnya.”
Barang rampasan nya diberikan kepada Mu’adz bin Amr bin al-Jamuh. Dua anak tersebut adalah Mu’awwidz bin Afra’ dan Mu’adz bin Amr bin Jamuh. [Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari didalam Shahih al-Bukhari no 3141]

Mu’adz bin Amr bin Al-Jamuh menceritakan : “Aku mencari informasi dari orang – orang. Sementara saat itu Abu Jahal berada didekat pohon yang rimbun, berbaur dengan orang – orang musyrik yang membawa tombak dan pedang yang memang bergerombolan disekitarnya untuk melindunginya. Orang – orang berkata : “Abul Hakam (Abu Jahal) tidak akan bisa lolos (melarikan diri).”

Ketika ku mendengar tentang dirinya, aku mempersiapkan diri lalu mendekatinya. Saat jarak sudah memungkinkan aku segera menyerangnya dan dapat menebas nya hingga kakinya putus pada bagian betisnya. Namun kemudian anaknya Ikrimah menyerangku dan mengenai pundakku, hingga tanganku putus dan bergelantungan karena kulitnya masih belum putus. Pertempuran yang terus berkecamuk membuatku tersingkir dari medan pertempuran. Setelah berhasil membunuh sekian banyak musuh pada hari itu, akhirnya aku agak mundur ke belakang. Karena rasa sakit yang amat sangat, tangan ku yang tertebas ku putus dan ku buang.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq. lihat Ar-Rahiq al-Makhtum hal 407. cet Ummul Qura]

Saat itulah Mu’awwidz bin Afra’ mendekati Abu Jahal dan menyabetnya hingga tersungkur dan membiarkan nya dalam keadaan sekarat. Setelah itu Mu’awwidz terus bertempur hingga gugur sebagai syahid di Perang Badar.

Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam menyerahkan harta rampasan perang secara khusus kepada Mu’adz karena Mu’awwidz syahid di perang badar itu.

-semoga Allah meridhai Mu’awwidz bin Arfa’ dan seluruh para sahabat-

Disalin oleh: Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-Mirluny
Kota Jambi, Jum’at Pagi : 21 Shafar 1434 H / 4 Januari 2013 M

Artikel: www.kisahislam.net

Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

=

Comments
All comments.
Comments