Oleh: Syaikh Muhammad Hassan Seorang pemuda Amerika, aslinya berkebangsaan Spanyol, masuk menemui saudara-saudara muslim kita di salah satu masjid New York di kota Brooklyn selepas shalat subuh, kemudian dia berkata kepada mereka, ‘Aku ingin masuk Islam.’ Lalu mereka bertanya, ‘Siapa Anda?’ Dia menjawab, ‘Tunjukkanlah saya, janganlah menanyai saya.” Kemudian dia
Ma’iz bin Malik – radhiyallahu ‘anhu -, dia sudah menikah. Suatu ketika, syetan menggodanya sehingga dia terjatuh dalam dosa besar, berzina dengan seorang wanita… Ma’iz adalah seorang yang beriman. Dia tidak merasa tenang dengan dosa yang telah dia lakukan. Dengan rasa penyesalan atas dosa tersebut, dia mendatangi Rasulullah – shallallahu
Diriwayatkan bahwa al Hasan al Bashri rahimahullah bercerita: Aku menemui seorang majusi yang sudah pasrah menghadapi kematian. Ia tinggal di depan rumahku. Ia bertetangga baik, berkelakuan baik dan mempunyai sifat yang baik. Aku bedoa agar Allah memberinya taufik sebelum ajal dan mewafatkannya sebagai muslim. Aku bertanya, “Apa yang kau dapati
Berikut dialog singkat Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizhahullah dengan Jin Nasrani yang akhirnya tunduk kepada Allah dan masuk Islam. Syaikh Wahid : “Bolehkah saya memaparkan ajaran Islam kepada mu?” Jin : “Tidak, saya yang akan memaparkan ajaran Nasrani kepada mu. Saya datang hendak berdebat dengan mu. Karena saya adalah guru
Manshour bin Ammar berkata: “Dulu seorang temanku selalu berbuat maksiat, lalu kemudian ia bertaubat. Aku melihatnya sering melakukan ibadah dan shalat tahajjud. Tiba-tiba aku tidak melihatnya beberapa hari. Ada yang mengatakan kepadaku bahwa ia sedang sakit. Aku pun lantas mendatangi rumahnya. seorang puterinya keluar menemuiku, ia berkata: “Ingin bertemu siapakah
Al-Imam Ibnu Jarir rahimauhullah meriwayatkan bahwasanya ‘Ali Al-Asadi telah membuat kerusakan, membuat para penempuh jalan ketakutan dan telah menumpahkan darah dan merampok. Maka iapun menjadi buronan para penguasa dan juga rakyat, akan tetapi ia tidak mau menyerahkan diri, dan mereka tidak mampu pula untuk menangkapnya. Hingga akhirnya iapun datang dalam
Ayam…itulah penyebab ana dahulu keluar dari aliran kebatinan dan ilmu kebal. Ketika ana bangga dengan apa yang ana miliki, yaitu ilmu kebal (tidak mempan dibacok, disiram air keras, dibakar api,dsb), punya ilmu sihir atau ajian (yang katanya karomah) dan bisa melakukan apa saja yang kita inginkan, serta punya bodyguard dari
Betapa banyak Da’i yang kedua bibirnya tidak perlu berucap sepatah kata pun akan tetapi dengan kondisi dan keistiqamahannya dapat membuat orang mendapatkan hidayah. Berikut sikap di mana seorang kafir mendapatkan hidayah dan masuk Islam hanya gara-gara akhlak seorang Da’i yang buta. Adalah seorang laki-laki Jerman yang kemudian mengumumkan keislamannya menceritakan,
Beberapa orang telah menceritakan kisah ini kepada saya, antara lain Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Fauzan Rahimahullah, yaitu kisah sekelompok anak muda bertubuh kekar dan berotot, tetapi karena kemewahan yang dinikmatinya dan masa muda yang dialaminya, mereka justru menjadi anak-anak yang durhaka. Mereka adalah anak-anak dari keluarga berada. Tiga orang dari
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu : “Bahwa pada suatu hari, beliau melewati suatu tempat pada arah Kufah, tiba – tiba beliau mendapati sekumpulan orang – orang fasik yang sedang meminum khamr. Diantara mereka, ada seorang penyanyi yang bernama Radzan yang bernyanyi sambil memainkan alat musik, dan memiliki suara yang indah.
Nafas panjang kudesahkan berusaha berkali kali kuyakinkan diri, cukupkah istighfar dan taubatku menghapus segala dosa masa laluku? Aku telah menyesali semuanya. Menyesali kebodohanku,dengan mengikuti langkah-langkah setan. Terjebak pada hal-hal yang tak seharusnya. Aku menganggap semua sikap burukku itu suatu yang biasa. Tak menganggap semua itu dosa. Betapa malangnya aku! Dulu
Seorang anak muda bernama Umar, tinggal di daerah Pemalang Jawa Tengah. Dia dikenal sebagai anak bergaya preman, dengan potongan rambut “punk”, bagian tengah atas kepala dari depan sampai belakang disisir berdiri “njegrag” bagai jengger ayam. Pemuda macam ini tidak dekat dengan agama. Kata seorang yang silaturrahim ke tempat saya, Umar