“Sungguh, aku belum pernah melihat seorang laki-laki seperti dia.” Al-Manshur rahimahullah “Manusia itu ibarat barang tambang berharga seperti tambang emas dan perak, orang terbaik pada masa jahiliyah akan menjadi orang terbaik juga dalam Islam, apabila mereka memahami (Islam),” sabda Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam yang tercantum dalam Shahih Muslim (4/2031,
Ibnul Jauzi berkata, “Pada suatu hari, Khalifah Al Mu’tadhid keluar istana dan mendirikan sebuah perkemahan di dekat gerbang Asy Syamasiyah, dan melarang seorang pun untuk mengambil apa pun dari kebun milik orang lain. Saat berada di kemahnya, dibawalah menghadap seorang berkulit hitam karena telah mencuri satu tandan buah anggur. Khalifah
Seorang laki-laki datang kepada Khalifah Abu Ja’far Al Manshur. Ia bercerita bahwa ia pergi berdagang. Harta yang didapatnya ia serahkan kepada istrinya. Saat ia meminta kembali, istrinya mengatakan bahwa harta itu dicuri dan ia tidak tahu siapa pencurinya. Al Manshur bertanya, “Sejak kapan engkau menikahi istrimu?” “Sudah setahun,” jawabnya. “Gadis
Di dalam buku hariannya Sultan Murad IV mengisahkan, bahwa suatu malam dia merasakan kekalutan yang sangat, ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan memberitahu apa yang dirasakannya. Sultan berkata kepada kepada kepala pengawal: “Mari kita keluar sejenak. Diantara kebiasaan sang Sultan adalah melakukan blusukan dimalam hari
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah: Ketika Allah memberikan nikmat kepada seorang hamba, lalu Dia mengambilnya dan menggantinya dengan kesabaran, maka apa yang Dia ganti lebih baik apa yang Dia ambil. [‘Uddatus Shabirin, Ibmul Qoyyim rahimahullah] Dikutip dari Majalah Qudwah Artikel: www.KisahIslam.net Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam =
Imam al Hasan al Bashri rahimahullah mengatakan: “Iman itu bukan sekedar angan-angan da hiasan luar semata. Namun, iman adalah sesuatu yang menancap kokoh dalam qalbu, dan dibuktikan dengan amal shalih.” [Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim rahimahullah] Dikutip dari Majalah Qudwah Artikel: www.KisahIslam.net Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam =
Barangsiapa yang sejak awal memperhatikan kesudahan dari berbagai perkara dengan mata hatinya, niscaya dia akan mendapatkan kebaikannya dan selamat dari keburukannya. Sedangkan orang yang tidak memperhatikan kesudahan berbagai perkara, maka perasaan akan mendominasi dirinya. Maka keselamatan yang sebenarnya dia cari, justru akan berbalik menjadi kepedihan; dan kenyamanan yang sebenarnya dia
Suatu keharusan bagi orang yang berakal untuk mengambil bekal kepergiaannya (dari dunia); karena dia tidak tahu kapan keputusan Tuhannya akan datang mengejutkannya? Dia pun tidak tahu kapan dia akan dipanggil? Sungguh, aku lihat banyak orang yang terpedaya oleh masa muda. Mereka lupa telah kehilangan teman sejawat, dan terbuai panjangnya angan-angan.
Terkadang muncul mawas diri (kesadaran) kala seseorang tengah mendengarkan wejangan. Namun kala dia sudah berpisah dari majelis ilmu tersebut, kerasnya hati dan kelalaiannya pun muncul kembali. Aku pun merenungkan penyebab hal itu. Akhirnya aku pun tahu. Dan aku perhatikan orang-orang berbeda-beda dalam masalah ini: Kondisi umumnya orang-orang, bahwa saat mendengar
Syaikh Abu Bakar Jabir AI-Jaza-iri hafizhahullah bercerita: “Saya pernah memiliki seorang kakak perempuan bernama Sa’diyyah. Pada suatu hari, ketika kami masih sama-sama kecil, kami mengambil setandan kurma melalui tali yang sudah diikatkan pada tandan tersebut. Saudariku —Sa’diyyah— menarik tali tersebut, namun ia kerepotan, hingga akhirnya setandan kurma tersebut jatuh ke
Suatu hari sepasang suami istri pergi ke Kebun Binatang. Di sana, keduanya melihat seekor monyet sedang bermain dengan pasangannya. Seketika sang istri berkomentar, “Aduhai alangkah indahnya cinta mereka!” Kemudian kedua sejoli itu berlalu lalu berhenti di depan kandang harimau. Keduanya menyaksikan seekor harimau jantan duduk termangu, sedang pasangannya, harimau betina,
Dikisahkan bahwa az-Zamakhsyari rahimahullah kakinya buntung. Ketika ditanya tentang sebabnya, dia mengatakan, “Karena do’a ibuku, sebab dulu ketika masih kecil aku merawat burung lalu aku ikat kakinya dengan tali, ternyata dia lepas dariku dan aku pun mengejarnya hingga dia masuk ke sebuah lubang, aku pun menariknya hingga kakinya patah. Melihat