Al Jazirah adalah kawasan yang sangat luas. Kawasan tersebut terletak di timur laut negeri Syam, barat laut Iraq, dan selatan Turki sekarang. Daerah itu disebut Al Jazirah karena berada di antara sungai Eufrat dan sungai Tigris. Daerah itu mewadahi sejumlah kota penting, antara lain Raha, Riqqah, Nashibin, Hiran, dan Mardin.
Setelah tentara Islam berhasil menaklukkan Damaskus dan menata pemerintahannya, semua tentara Islam kemudian berangkat menuju kota Homs di bawah pimpinan Abu Ubaidah bin Al Jarrah radhiyallahu ‘anhu untuk melakukan pembebasan.[1] Lalu Heraklius, kaisar Romawi menyiapkan pasukan untuk mencegah tentara Islam dari penyerangan. Akan tetapi, tentara Islam berhasil mengalahkan pasukan Romawi
Perang Yarmuk telah berakhir di awal masa kekhalifahan Umar radhiyallahu ‘anhu, dengan kemenangan bagi kubu Islam. Setelah itu, tentara Islam berdiam diri untuk menyusun langkah selanjutnya. Apakah tentara Islam akan melanjutkan misinya ke Damaskus, sebagai kota administrative negeri Syam, ataukah tentara Islam melanjutkan infiltrasi ke Fihl, tempat pasukan Romawi menyusun
Perang Yarmuk Tahun 13 Hijriyah [1] Kekaisaran Romawi telah menyiapkan pasukan besar untuk menghadapi pasukan pembebasan Islam di Syam. Tampuk komando pasukan Romawi dipercayakan kepada Bahan. [2] Pada saat Khalid bin Al Walid sampai di Syam dari Irak, baik pasukan Islam dan Romawi telah berkumpul di lembah Yarmuk, utara sungai
Al-Hirah adalah ibukota kerajaan Arab yang terasing. Kerajaan ini merupakan kerajaan yang paling besar dan paling terkenal dibanding kerajaan-kerajaan Arab lainnya. Suku-suku Arab banyak terkelompok di daerah-daerah yang berlainan, dan mereka tunduk kepada Persia.209 Setelah Khalid bin Walid menjalani sejumlah peperangan melawan Nashrani Arab di kawasan Irak, Khalid bertolak menuju
Raja Persia mulai menyusun rencana perlawanan terhadap pasukan Islam. Ia meminta bantuan kepada Nashrani Arab di kawasan Irak untuk ikut membantu memerangi kaum muslimin, dan mereka menerima permintaan itu. Raja Persia lalu menyiapkan pasukan yang terdiri atas orang-orang Nashrani Arab dan Tentara Persia. Ketika Khalid bin Al-Walid mengetahui bersatunya dua
Perang Dzatus Salasil adalah salah satu perang penting yang terjadi antara kaum muslimin melawan Persia dalam masa awal pembebasan daerah Persia. Peristiwa ini terjadi di daerah dekat kota Ablah. Pasukan Islam dipimpin oleh Khalid bin Al-Walid, sedangkan pasukan Persia dikomandani oleh Hurmus, penguasa kota Ablah. Perang ini disebut Dzatus Salasil
Nama Lengkap Khalid bin Walid bin Mughirah AlMakhzumi Julukan Saifullah Al-Maslul (Pedang Allah yang Terhunus) Tahun Kelahiran 592 M Tempat Kelahiran Makkah 21 H/642 M Tahun Wafat Tempat Wafat Homsh, Suriah Lingkup Hidup Masa Nabi dan Khulafaurrasyidin Musuh-musuhnya Orang-orang kafir, orang-orang murtad, Persia, Byzantium Dia adalah Khlalid bin Walid bin
Pengalaman pahit yang dirasakan oleh kaum Quraisy dalam perang Badar telah menyisakan luka mendalam nan menyakitkan. Betapa tidak, walaupun jumlah mereka jauh lebih besar dan perlengkapan perang mereka lebih memadai, namun ternyata mereka harus menanggung kerugian materi yang tidak sedikit. Dan yang lebih menyakitkan mereka adalah hilangnya para tokoh mereka.