Aku menikah dengan salah saorang wanita yang masih tergolong kerabat dekatku, dan saat itu aku berada di puncak kebahagiaan. Kebahagiaanku bertambah lagi setelah Allah mengkaruniakan kepadaku tiga anak perempuan pada umur yang masih belia. Mulailah aku berkenalan dengan salah satu klub (kelompok) judi kartu remi yang telah menyita semua waktuku.
Seorang lelaki merasa dengki pada suatu kelu-arga karena telah menolak keinginannya untuk menikahi putrinya. Dia pun merencanakan maksud jahat dan memendam rasa dengki terhadap keluarga terhormat ini. Siang dan malam, dia mulai memikirkan sebuah cara untuk melaksanakan niat jahatnya. Akhirnya, se-cara mantap dia mempunyai ide untuk melakukan adu domba di
Hanin (bukan nama sebenarnya) adalah seorang gadis yang masih muda belia dan merupakan anak satu-satunya bagi kedua orang tuanya. Dia lahir ke dunia setelah masa-masa mandul selama sepuluh tahun. Sepanjang itu, sang bapak dan ibu merasakan ketiadaan anak. Pandangan masyarakat yang sinis membunuh hati sang ibu dan berbagai perasaan putus
Maryam, istri Abu Utsman Sa’id bin Isma’il al-Hairi bertutur, Kami akan menunda bermain, tertawa, dan mengobrol hingga Abu Utsman masuk ke dalam wiridnya, yaitu shalat. Apabila dia telah masuk, dia akan berkhalwat dan tidak akan merasakan sedikit pun pembicaraan dan lainnya. Suatu ketika aku duduk berdua dengannya, maka aku pun
Kendati dirinya telah keliling dunia, bahkan hampir tidak ada negara baru di dalam peta, dan terlalu sering naik pesawat terbang sehingga seperti naik mobil biasa, namun istrinya belum pernah naik pesawat terbang kecuali pada malam itu. Hal itu terjadi setelah 20 tahun pernikahan mereka. Dari mana? Dan kemana? Dari Dahran
Aku seorang wanita berusia 27 tahun. Dua tahun yang lalu aku melahirkan seorang anak ke dunia. Hanya saja mungkin keadaanku sebagai seorang ibu berbeda dengan ibu-ibu yang lain. Mereka senantiasa memandang wajah putra dan putrinya dengan tatapan kasih sayang, bangga dan penuh cinta. Sedangkan aku? Yang kudapat saat menatap bola