Atas dasar perintah Ibrahim, Nabi Luth ‘alaihissalam tinggal jauh dari tempat tinggal pamannya, Ibrahim. Luth menetap di kota Sodom. Kota Sodom dihuni oleh orang-orang fajir, kafir, serta perampok. Mereka melakukan kemungkaran di tempat-tempat perkumpulan mereka serta tidak mau mencegah kemungkaran yang mereka lakukan, yaitu kemungkaran homoseksual dan meninggalkan para wanita
la adalah Ibrahim bin Azar ‘alaihis, beliau dijuluki dengan gelar Abu adh-Dhaifan. Menurut pendapat yang shahih, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dilahirkan di Babil. Semua penghuni bumi pada saat itu ada di dalam kekafiran, kecuali Ibrahim al-Khalil, Sarrah (istrinya), dan keponakannya Luth ‘alaihissalam. Ibnu Jarir berkata, “Pendapat yang benar bahwa nama bapaknya
Nabi Shalih ‘alaihissalam diutus kepada satu kabilah masyhur, yang disebut kabilah Tsamud. Kabilah Tsamud tergolong bangsa Arab al-‘Aribah yang tinggal di daerah bebatuan antara Hijaz dan Tabuk. Mereka adalah kabilah yang datang setelah kaum ‘Ad dan menyembah berhala. Lalu Allah ta’ala mengutus kepada mereka seorang nabi dari kalangan mereka, yaitu
Kaum Hud adalah bangsa Arab yang mendiami al-ahqaf, yaitu bukit-bukit pasir yang terdapat di wilayah Yaman antara Oman dan Hadhramaut. Al-ahqaf tersebut memanjang di sepanjang laut yang bernama Laut asy-Syahar. Umumnya mereka tinggal di kemah-kemah yang bertiang besar. Mereka adalah kaum ‘Ad yang pertama. Barangsiapa yang menyangka bahwa Iram adalah
Allah subhanahu wa ta’ala mengutus Nuh ‘alaihissalam ketika berhala dan para thaghut disembah dan orang-orang mulai terjerumus ke dalam kesesatan dan kekufuran. Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi para hamba-Nya. Nuh ‘alaihissalam adalah rasul pertama yang diutus kepada penghuni bumi. Tatkala Allah mengutus Nuh ‘alaihissalam ia menyeru kaumnya untuk mengesakan peribadatan
Idris adalah keturunan Adam yang pertama kali diberi kenabian setelah Adam dan Syits ‘alaihimassalam. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa dia adalah manusia yang pertama kali menulis dengan pena. Dari Hilal bin Yasaf, ia berkata, “Ibnu ‘Abbas pernah bertanya kepada Ka’ab –dan saat itu aku hadir di tengah-tengah mereka- Ibnu ‘Abbas bertanya,
Makna Syits adalah “pemberian Allah (Hibatullah)”. Adam dan Hawwa memberinya nama Syits lantaran keduanya dikaruniakan dengannya setelah terbunuhnya Habil. Muhammad bin Ishaq berkata, “Tatkala Adam akan meninggal, maka ia berpesan kepada anaknya, Syits. Adam mengajarkannya waktu-waktu malam dan siang serta beragam ibadah di waktu-waktu tersebut. Adam juga memberitahukan kepadanya waktu
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas dan lainnya bahwa Adam berkehendak menikahkan setiap anak laki-lakinya dengan saudara perempuannya dari kembaran yang lain. Maka Habil hendak menikah dengan saudari perempuannya Qabil. Saat itu Qabil lebih tua dari Habil, dan saudari perempuan Qabil lebih cantik. Maka Qabil hendak menjadikannya istri untuk dirinya sendiri daripada
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa Dia telah berdialog dengan para malaikat, seraya berfirman: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. Al-Baqarah: 30) Allah mengabarkan hal itu kepada mereka sebagai bentuk pengagungan atas penciptaan Adam dan anak keturanannya, sebagaimana halnya telah dikabarkan perkara yang agung sebelum penciptaannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Para malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, sedang Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disifatkan kepada kalian.” [HR.Muslim dalam Shahihnya 5314 dan Imam Ahmad 204438] Banyak ulama tafsir berpendapat bahwa jin diciptakan sebelum Adam. Penghuni bumi sebelum manusia adalah al-Hinn dun
Ada banyak ayat yang menyebutkan tentang keberadaan Malaikat. Allah Ta’ala menyifati mereka sebagai makhluk yang kuat dalam beribadah dalam penciptaan, elok dipandang, besar fisiknya, serta memiliki kemampuan menjelma dalam berbagai wujud. Adakalanya mereka menjelma menjadi seorang pemuda tampan, yang datang dalam rangka menguji dan mencoba hingga hujjah tegak atas kaum
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Heraclius pernah mengirim Surat kepada Mu’awiyah dan berkata, “Jika masih tersisa kenubuwwahan di kalangan mereka, niscaya mereka akan memberitahukanku mengenai apa saja yang aku tanyakan tentangnya.” Ibnu ‘Abbas melanjutkan, “Heraclius pun menanyakannya tentang al-majarrah (galaksi bima sakti), al-qaus (pelangi), dan sebidang tanah yang belum