Suatu tahun, Amirul Mukminin Abdul Malik bin Marwan berhasrat untuk menunaikan haji ke Baitullah Al-Haram dan berziarah ke Haraimain yang mulia dan mengucapkan salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sampailah bulan Dzul Qa’dah, beliau berangkat menuju ke bumi Hijaz disertai tokoh-tokoh bani umayyah, para gubernurnya, pejabat pemerintah dan sebagian
Pada tahun 97 H, khalifah muslimin, Sulaiman bin Abdul Malik menempuh perjalanan ke negeri yang disucikan, memenuhi undangan bapak para nabi, yakni Ibrahim As. Iring-iringan itu bergerak dengan cepat dari Damaskus, ibukota kekhalifahan Umawiyah, menuju Madinah Al-Munawarah. Ada rasa rindu pada diri khalifah di raudhah nabawi yang suci dan rindu
Selang enam tahun setelah masa khalifah Al-Farruq, lahirnya seorang bayi dari seorang muslim. Tubuhnya begitu kurus dan mungil. Karena saudara kembarnya lebih banyak mendapatkan jatah di rahim ibunya sehingga dia tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan tubuhnya. Namun, kelak tak ada yang mampu menyamainya baik saudara kembarnya ataupun orang lain dalam
Tiga ulama di masa tabi’in yang tidak ada bandingannya` dan tidak ada yang menyamainya. Seakan mereka bertemu dan bersepakat untuk saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran. Berjanji setia untuk selalu berada di atas kebaikan dan kebajikan, meniti hidupnya di atas taqwa dan ilmu, bertekad bula untuk berkhidmat kepada Allah dan
Malam itu, di musim panas bulan bersinar dengan terangnya. Seorang prajurit berusia enam puluhan tahun memasuki kota Madinah. Dia menyusuri jalan-jalan kampung menuju rumahnya dengan naik kuda. Dia tidak tahu apakah rumahnya masih seperti yang dulu atau sudah berubah, karena telah dia tinggalkan selama sekitar tiga puluh tahun yang lalu.
Inilah saatnya kita berada di tahun 51 hijriyah. Tahun di mana kelompok-kelompok pasukan kaum muslimin memporak-porandakan sarang-sarang kekufuran di muka bumi, di Timur dan Barat. Mereka membawakan akidah yang mantap bagi umat manusia, mengulurkan tangannya untuk kemaslahatan yang hakiki, menyebarkannya hingga sampai ke sudut-sudut bumi untuk membebaskan manusia dari peribadatan
Telah datang kabar gembira kepada istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ummu Salamah, bahwa hendaknya yang bernama Khairah telah melahirkan bayi seorang laki-laki. Ummul mukminin hanyut dalam kegembiraan dan wajahnya tampak ceria dan berseri-seri. Dia mengutus seseorang untuk membawa ibu dan banyinya ke rumah selama masa pemulihan pasca melahirkan. Khairah