Di antaranya: Zaid bin Haritsah bin Syarahil al-Kalbi Abu Usamah, Tsauban bin Bujdud, Abu Kabsyah yang namanya adalah Sulaim, ia ikut dalam perang Badar, Badzam[1], Ruwaifi’, Qashir[2], Maimun[3], Abu Bakrah[4], Hurmuz[5], Abu Shafiyyah ‘Ubaid, Abu Salma[6], Anasah, Shalih, yaitu Syuqran, Rabbah Aswad, Yasar ar-Ra’i: Naubi, Abu Rafi’ yang namanya adalah
1. Mahatma Gandhi (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA) “Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia ?? Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya,
ISTERI-ISTERI NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM Yang pertama dari mereka adalah Khadijah, kemudian Saudah, kemudian `Aisyah, lalu Hafshah, Ummu Habibah, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsy, Maimunah, Juwairiyah, dan Shafiyyah. Kami akan menyebutkan biografi mereka, insya Allah.[1] Semuanya ada sembilan setelah Khadijah, yang meninggal sebelum mereka. Beliau tidak pernah menikah dengan
Anak-Anak Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam[1] Beliau memiliki tiga anak laki-laki: 1. Al-Qasim, dengannyalah beliau diberi kun-yah. Ia dilahirkan sebelum kenabian, dan meninggal saat berusia dua tahun. 2. `Abdullah, disebut juga ath-Thayyib dan ath-Thahir. Karena la dilahirkan setelah kenabian. Ada yang berpendapat, ath-Thayyib dan ath-Thahir bukanlah `Abdullah, tapi yang benar
Beliau tidak terlalu tinggi dan tidak pula pendek [2], tidak terlalu putih dan tidak pula coklat [3], rambutnya tidak keriting dan tidak pula lurus [4], saat meninggal tidak ada di kepalanya lebih dari dua puluh uban. Tubuhnya bagus, jarak antara kedua pundaknya jauh, memiliki rambut hingga kedua pundaknya: pada suatu
Beliau disusui oleh Tsuwaibah[1], maula Abu Lahab, selama bebarapa hari.[2] Kemudian, disusui oleh Halimah binti Abu Du-aib `Abdullah bin al-Harits as-Sa’diyyah. Diriwayatkan dari Halimah bahwa ia mengatakan, “Beliau tumbuh dalam sehari, sebagaimana anak tumbuh dalam sebulan.“[3] Beliau tumbuh sebagai anak yatim, lalu beliau diasuh oleh kakeknya, ‘Abdul Muththalib, kemudian oleh
PENGUBURANNYA DAN USIANYA Beliau dikuburkan pada hari Selasa ketika matahari tergelincir.[18] Ada juga yang mengatakan, malam Rabu.[19] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, meninggal pada usia 63 tahun. Ada yang berpendapat, pada usia 65 tahun. Ada juga yang mengatakan, 60 tahun. Namun, yang pertamalah yang lebih benar dan lebih masyhur. Ketiga
KELAHIRANNYA Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan pada tahun Gajah. Ada yang mengatakan, tiga puluh tahun setelahnya. Al-Hakim Abu Ahmad mengatakan, “Ada yang mengatakan, empat puluh tahun setelahnya. Ada pula yang mengatakan, sepuluh tahun setelahnya.” Penjelasan ini diriwayatkan al-Hafizh Abul Qasim bin Asakir dalam Taariikh Dimasyq.”[12] Yang shahih lagi masyhur