Pemerintahan Daulah Umawiyah (Rabi’ul Awal 41–37 Dzulhijjah 132 H/Juni 661-Juli 750 M.)
- Perluasan wilayah negara Islam hingga mencapai perbatasan China dan pintu-pintu gerbang Paris. Ini merupakan satu-satunya pengalaman dalam sejarah Islam dimana wilayah yang luas diperintah oleh seorang khalifah dengan satu ibukota, yaitu Damaskus.
- Modernisasi kota-kota berikut: Qairuwan, Tunis, Ar-Rizq (Irak), Wasith, Tukrawan (dekat Qairuwan), Jurjan, Washafah Syam, Ramallah, Syiraz, Tharif di Andalusia, Al-Manshurah di Sind.
- Pembangunan Masjidil Aqsha, Masjid Qubbah Ash-Shakhrah (kubah emas), Masjid Jami Al-Umawi di Damaskus, perluasan Masjid Nabawi, pembangunan istana Umrah di Yordania, dan Istana Hisyam di Jericho.
- Arabisasi administrasi-administrasi pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
- Arabisasi mata uang.
- Arabisasi negeri Maghribi pada masa Hassan bin An-Nu’man Al Ghassani dan Arabisasi Andalusia. • Kejayaan angkatan laut Islam hingga menjadi penguasa Laut Mediterania.
- Munculnya berbagai kantor, seperti kantor stempel dan pos.
- Pembukuan sumber hukum kedua (Hadits Nabawi) pada masa Khalifah Umar bin Abdil Aziz.
- Islam masuk pertama kali ke Eropa Barat melalui penaklukan Andalusia tahun 92 H/710 M oleh komandan militer terkemuka Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair.
- Munculnya undang-undang resmi mengenai penanganan golongan golongan dan kelompok berkebutuhan khusus untuk pertama kalinya, terutama para tuna netra, mereka yang cacat, penderita penyakit kronis, dan lainnya. Al-Walid bin Abdil Malik mengeluarkan instruksi instruksinya agar setiap penderita cacat atau lumpuh disediakan pelayan, dan setiap tuna netra disediakan penunjuk jalan, dan penderita penyakit cacar harus diisolasi dalam rumah sakit-rumah sakit.
- Pada periode ini untuk pertama kalinya diangkatlah pejabat khusus, yang menangani catatan kelahiran dengan tujuan untuk menetapkan besaran subsidi bagi mereka pada masa Muawiyah bin Abi Sufyan.
- Rekrutmen penjaga, polisi keamanan, dan penjaga pintu gerbanguntuk pertama kalinya di depan pintu-pintu gerbang khalifah dan walikota.
- Merumuskan sistem Putra Mahkota, yang mengatur tentang perpindahan kekuasaan dalam Dinasti Umayyah.
- Munculnya jabatan baru yang bertugas mengejar orang-orang fasik, dimana orang yang menjabatnya disebut Shahib Al-Fussaq (Pemburu Orang-orang Fasik). Jabatan tersebutterdapat di Irak pada masa Ziyad bin Abih.
- Kiswah Ka’bah untuk pertama kali menggunakan sutera oleh insinyur Yazid bin Muawiyah.
- Penggunaan api yang pertama kalinya untuk menyampaikan informasi dalam penaklukan-penaklukan Islam pada masa pemerintahan Al Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi sebagai walikota.
- Operasi reformasi agraria dalam skala luas di Ardh As-Sawad di Irak pada masa Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi.
- Menghias Ka’bah Al-Musyarrafah dengan emas untuk pertama kalinya pada masa Khalifah Al-Walid bin Abdil Malik.
- Pada masa ini, pemerintah memfokuskan perhatiannya terhadap nasib para Qurra` (ahli qiraat Al-Qur`an) di Baitul Maqdis.
- Khalifah Umar bin Abdil Aziz melakukan operasi dalam skala luas untuk mengembalikan harta benda yang dipersengketakan pengambilan atau perolehannya dalam sejarah Dinasti Umayyah.
- Pada masa ini, terjadi dialog dengan kaum Khawarij dan keberhasilan ini ditandai dengan kemampuan Khalifah Umar bin Abdul Aziz meyakinkan mereka agar tidak melancarkan pemberontakan.
- Pembangunan toko-toko dan apartemen di sepanjang jalan untuk memberikan pelayanan kepada para musafir secara gratis.
- Penghapusan upeti terhadap orang yang masuk Islam pada masa Khaliah Umar bin Abdul Aziz. Ketika salah satu pejabat pemerintahannya mengkhawatirkan kondisi Baitul Mal, Umar berkata dalam sebuah ungkapannya yang terkenal, “Sesungguhnya Allah ta’ala mengutus Muhammad sebagai pembawa petunjuk dan tidak diutus sebagai pemungut pajak.” Dampak dari kebijakan ini adalah, Baitul Mal dipenuhi dengan harta benda karena masyarakat berupaya membayar zakat mereka hingga mereka berseru ke daerah daerah agar mengambil bagian zakat, akan tetapi mereka tidak mendapatkannya. Melihat fenomena ini, maka Umar bin Abdul Aziz mencanangkan bantuan perkawinan bagi umat Islam yang belum menikah.Pembangunan Jembatan Agung Cordova.
- Pemutusan hubungan kaum Kristen wilayah Barat Islam dengan gereja-gereja Romawi dan Konstantinopel, dan menyatukannya dalam kelompok gereja-gereja Alexandria.
Komandan-komandan Militer Terkemuka
Amr bin Al-Ash, Al-Mughirah bin Asy-Syu’bah, Ziyad bin Abih, Ubaidillah bin Ziyad, Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi, Abdurrahman bin Al-Asy’ats, Qutaibah bin Muslim Al-Bahili, Muhammad bin Al-Qasim Ats Tsaqafi, Thariq bin Ziyad, Musa bin Nushair, Abdurrahman bin Al-Ghafiqi, Hassan bin An-Nu’man Al-Ghassani, Uqbah bin Nafi’, Zuhair bin Qais Al Balawi, Mu’awiyah bin Abu Hudaij, Al-Mahlab bin Abu Shufrah, Raja` bin Haiwah, dan lainnya.
Peristiwa-peristiwa Terkenal
- Pertempuran dengan Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhu
- Peristiwa Al-Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhu
- Pemberontakan Abdurrahman bin Al-Asy’ats, yang merupakan upaya kudeta militer pertama dalam sejarah Islam yang terjadi pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
- Penarikan mundur pasukan umat Islam dari medan perang Bilath Asy-Syuhada` tahun 114 H/732 M, yang menghentikan pergerakan penaklukan Islam ke wilayah Eropa Barat.
Khalifah-khalifah Bani Umayyah
- Muawiyah bin Abi Sufyan (Rabi’ul Awwal 41 H-Rajab 60 H/661-680 M)
- Yazid bin Muawiyah (Rajab 60 H- Rabi’ul Awwal 64 H/680-683 M)
- Muawiyah bin Yazid (15 Rabiul Awal 64 H.–Dzulhijjah 64 H/683-684 M)
- Marwan bin Al-Hakam (3 Dzulqa’dah 64 H–27 Ramadhan 65 H/684 685 M)
- Abdul-Malik bin Marwan (27 Ramadhan 65 H–14 Syawwal 86 H/685 705 M)
- Al-Walid bin Abdul-Malik (14 Syawwal 86 H–15 Jumadal Akhir 96 H/705-715 M)
- Sulaiman bin Abdul-Malik (15 Jumadal Akhir 96 H–10 Shafar 99 H/715-717 M)
- Umar bin Abdul Aziz (10 Shafar 99 H–20 Rajab 101 H/717-720 M)
- Yazid II bin Abdil Malik (20 Rajab 101 H–26 Sya’ban 105 H/720-724 M)
- Hisyam bin Abdil Malik (26 Sya’ban 105 H-6 Rabiuts Tsani 125 H/724 743 M)
- Al-Walid bin Yazid (6 Rabiuts Tsani 125 H-27 Jumadal Akhir 126 H/743-744 M)
- Yazid bin Al-Walid (27 Jumadal Akhir 126 H–7 Dzulhijjah 126 H/744 M)
- Ibrahim bin Al-Walid (7 Dzulhijjah 126 H–14 Shafar 127H/744-745 M)
- Marwan bin Muhammad Al-Ju’aidi, Al-Hammar (14 Shafar 127 H-132 H/745-750 M)
Gambar skema para khalifah Bani Umayyah
Pemberontakan Terbesar pada Masa Kekhilafahan Bani Umayah
Sejak Yazid bin Muawiyah meninggal dunia (64 H) sampai menjelang berakhirnya masa kekhilafahan Abdul Malik bin Marwan (84 H), terjadi berbagai pemberontakan, di antaranya:
- Pemberontakan At-Tawwabin.
- Pemberontakan Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi.
- Pemberontakan Khawarij.
- Pemberontakan Abdurrahman bin Muhammad bin Asy’ats,
- Pertempuran Zawiyah.
- Pertempuran Dir Al-Jamajim.