Daulah Abbasiyah (132-656 H/750-1258 M)
• Generasi Pertama Daulah Abbasiyah dimulai 23 Rabiul Awal 132-232 Dzulhijjah 132 H/September 749 M-Juli 847 M. Generasi kedua Daulah Abbasiyah tahun 232-656 H, dan terbagi dalam: Periode Turki (232-334 H), Periode Al-Buwaihi (334-447 H), dan Periode Saljuk 447-656 H.
• Pembangunan kota Baghdad (145 H./762 M) pada masa pemerintahan Abu Ja’far Al-Manshur. Ini merupakan kota pertama yang dibangun dalam bentuk melingkar, dan merupakan kota Islam paling kokoh.
• Pembangunan kota Ar-Rashafah tahun 151 H/768 M, pembangunan kota Al-Mashishah dekat Tharasus di Syam, pembangunan kota Ar Rafiqah tahun 155 H/771 M, pembangunan pelabuhan Samara tahun 221 H/835 M.
• Munculnya jabatan Hakim Agung (Qadhi Al-Qudhah) pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid.
• Penyatuan seragam para hakim oleh Hakim Agung Abu Yusuf.
• Munculnya empat madzhab fikih; Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali.
• Perkembangan badan-badan administratif dan perluasannya, di antaranya adalah Diwan Az-Zamam, yaitu badan pengawas terhadap badan-badan yang lain, Diwan Zamam Al-Azmah, yaitu badan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap para penentu kebijakan, Diwan Al-Istikhraj, yaitu badan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap para pejabat tinggi negara, dan Diwan Al-Ghulman (badan yang menangani para pelayan), dan lainnya.
• Perkembangan kantor pos, dimana kemudian kantor ini menjelma sebagai badan intelijen. • Penyatuan subsidi dan persamaan antara bangsa Arab dengan Persia. • Semakin berkembangnya gerakan penerjemahan.
• Perluasan industri kertas dan pembangunan beberapa pabrik sejenis lainnya.
• Munculnya jabatan kementerian dengan dua bagiannya; Wizarah At-Tafwidh (Kementerian Pelimpahan) dan Wizarah At-Tanfidz (Kementerian Pelaksana).
• Inventarisasi catatan-catatan pengadilan oleh Imam Asy-Syafi’i.
• Penaklukan Amuria oleh Khalifah Al-Mu’tashim pada tahun 223 H/837 M.
• Perkembangan penulisan ensiklopedia secara maksimal.
• Pelapisan sumur zamzam dengan menggunakan marmer tahun 139 H/756 M.
• Pembangunan Masjid Al-Khaif di Mina.
• Pengembalian harta kekayaan kepada pemiliknya yang diperoleh secara ilegal pada masa pemerintahan Al-Mahdi.
• Memotivasi gerakan ilmiah melalui pemberian hadiah-hadiah.
• Klasifikasi air perak dan garam amonia.
• Perumusan Ilmu Aljabar.
• Eksploitasi tambang belerang, tembaga, air raksa, dan besi.
• Pengembangan kompas.
• Pengukuran lingkaran setengah hari.
• Jabir bin Hayyan merupakan ilmuwan pertama yang merumuskan berbagai teori-teori fundamental dalam karya-karyanya untuk penyulingan, penguapan, kristalisasi, dan perubahan.
• Persembahan terbaik kepada dunia dimana umat Islam berhasil menemukan angka nol tahun 260 H/873 M.
• Perumusan ilmu Logaritma.
• Perumusan ilmu segitiga.
• Perumusan ilmu optick oleh Al-Hasan bin Al-Haitsam.
• Penemuan bola bumi dan perputarannya pada porosnya serta pergerakannya mengitari matahari.
• Penemuan jam-jam yang memiliki bandul.
• Di antara penaklukan-penaklukan paling fenomenal: Penaklukan Al Millatan dan Qandahar.
• Pembentukan Diwan Al-Mazhalim (badan yang menangani berbagai pengaduan dan konflik).
• Pemerintahan Thariq Al-Hajj (161 H/777 M).
• Perluasan Masjid Nabawi, peninggian atapnya, dan pelapisan kubahnya dengan menggunakan marmer.
• Menempatkan Ka’bah ditengah-tengah masjid pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mahdi.
• Pasukan umat Islam menyempurnakan penaklukan ke wilayah timur hingga mencapai perairan Sind dan wilayah Farghana ke timur dan pesisir Samudera Atlantik dan wilayah utara Andalusia ke barat.
Berbagai Kemenangan Gemilang yang Berhasil Ditorehkan pada Periode Ini
• Penaklukan Amuria (223 H/837 M)
• Penumpasan terhadap pemberontakan Babek Al-Huzami (223 H/837 M), yang merupakan revolusi paling krusial dan membahayakan eksistensi pemerintahan Daulah Abbasiyah. Revolusi ini menyerukan penghancuran Ka’bah dan eksploitasi sensualitas kaum perempuan, harta benda, dan berbagai pemikiran menyimpang lainnya.
• Penumpasan revolusi Az-Zuth (220 H/735 M)
• Pertempuran Hiththin dan penaklukan Baitul Maqdis (583 H/1187 M)
Peristiwa dan Revolusi Terkenal pada Masa Ini
• Penumpasan Al-Baramikah pada masa Harun Ar-Rasyid (187 H/802 M)
• Perang Saudara antara Al-Amin melawan Al-Makmun
• Berdirinya pemerintahan Daulah Umawiyah di Andalusia (138 H/755 M)
• Penganugerahan pemerintahan independen kepada Daulah Al Aghalibah di Maghribi (184 H/800 M)
• Munculnya beberapa pemerintahan kecil seperti Ath-Thahiriyyah, Al Ghaznawiyah, Al-Murabithin, Al-Muwahidin, Ash-Shufariyah.
• Serangan pasukan salib terhadap wilayah Syam dan jatuhnya Baitul Maqdis (492 H/1098 M)
• Munculnya tragedi Khalq Al-Qur`an (Tragedi Kemakhlukan Al-Qur`an)
• Hilangnya beberapa tokoh terkemuka seperti Abu Muslim Al Khurasani, Abu Salamah Al-Khalal, Thahir bin Al-Husain, Hartsamah bin A’yun, dan Al-Fadhl bin Sahl serta lainnya
• Revolusi Abdullah bin Ali (137H/754 M)
• Revolusi Ar-Ruwandiyah.
• Revolusi Muhammad An-Nafs Az-Zakiyyah.
• Al-Muqni’ Al-Khurasani (159-163 H/776-779 M)
• Revolusi Babek Al-Huzami (201-223 H/816-837 M), merupakan revolusi paling lama dan paling membahayakan eksistensi pemerintahan Daulah Abbasiyah.
• Revolusi Al-Husain bin Ali bin Al-Hasan bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib (Revolusi Fakh) tahun 169 H/785 M. Bisa jadi dampak paling menonjol dari revolusi ini adalah berdirinya pemerintahan Bani Idris.
Para Khalifah Bani Abbas
- Abu Al-Abbas Abdullah bin Muhammad As-Safah (134-136 H).
- Abu Ja’far Abdullah Al-Manshur bin Muhammad (136-158 H).
- Abu Abdullah Muhammad Al-Mahdi bin Al-Manshur (158-169 H).
- Abu Muhammad Musa Al-Hadi bin Al-Mahdi (169-170 H).
- Abu Ja’far Harun Ar-Rasyid bin Al-Mahdi (170-193 H).
- Abu Musa Muhammad Al-Amin bin Ar-Rasyid (193-198H).
- Abu Ja’far Abdullah Al-Makmun bin Ar-Rasyid (198-218 H).
- Abu Ishaq Muhammad Al-Mu’tashim Billah bin Ar-Rasyid (218-227 H).
- Abu Ja’far Harun Al-Watsiq Billah bin Al-Mu’tashim (227-232 H).
- Abu Al-Fadhl Ja’far Al-Mutawakkil ‘Alallah bin Al-Mu’tashim (232-247H).
- Abu Ja’far Muhammad Al-Muntashir Billah bin Al-Mutawakkil (247 248 H).
- Abu Al-Abbas Ahmad Al-Musta’in Billah bin Muhammad bin Al Mu’tashim (248-252 H).
- Abu Abdullah Muhammad Al-Mu’tazz Billah bin Al-Mutawakkil (252 255 H).
- Abu Ishaq Muhammad Al-Muhtadi Billah bin Al-Watsiq (255-256 H).
- Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mu’tamid‘Alallah bin Al-Mutawakkil (256-279 H).
- Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mu’tadhid Billah bin Al-Muwaffiq bin Al Mutawakkil (279-289 H).
- Abu Muhammad ‘ala Al-Muktafi Billah bin Al-Mu’tadhid (289-295 H).
- Abu Al-Fadhl Ja’far Al-Muqtadir Billah bin Al-Mu’tadhid (295-320 H)
- Abu Al-Abbas Abdullah Al-Murtadha bin Al-Mu’tazz (21 Rabi’ul Awwal 296 H) dan hanya memerintah selama satu hari saja.
- Abu Manshur Muhammad Al-Qahir (15 Muharram 317 H) dan hanya memerintah selama dua hari saja.
- Abu Manshur Muhammad Al-Qahir Billah bin Al-Mu’tadhid (320-322 H).
- Abu Al-Abbas Ahmad Ar-Radhi Billah Al-Muqtadir (322-329 H).
- Abu Ishaq Ibrahim Al-Muttaqi Billah bin Al-Muqtadir (329-333 H).
- Abu Al-Qasim Abdullah Al-Mustakfi Billah bin Al-Muktafi (333-334 H).
- Abu Al-Qasim Al-Fadhl Al-Muthi’ Lillah bin Al-Muqtadir (334-363 H.).
- Abu Al-Fadhl Abdul Karim Ath-Tha`i’ lillah bin Al-Muthi’ (363-381 H).
- Abu Al-Abbas Ahmad Al-Qadir Billah bin Ishaq bin Al-Muqtadir (381 422 H).
- Abu Ja’far Abdullah Al-Qa`im Biamrillah bin Al-Qadir (422-467 H).
- Abu Al-Qasim Abdullah Iddah Ad-Din Al-Muqtadi Bimarillah bin Muhammad bin Al-Qa`im (467-487 H).
- Abu Al-Abbas Ahmad Al-Mustazhhir Billah bin Al-Muqtadi (487-512 H).
- Abu Manshur Al-Fadhl Al-Mustarsyid Billah bin Al-Mustazhhir (512 529 H).
- Abu Ja’far Al-Manshur Ar-Rasyid bin Al-Mustarsyid (529-530 H).
- Abu Abdullah Muhammad Al-Muqtafi Liamrillah bin Al-Mustazhhir (530-555 H).
- Abu Al-MuzhaffirYusufAl-Mustanjid Billah bin Al-Muqtafi (555-566 H).
- Abu Muhammad Al-Hasan Al-Mustadhi` Biamrillah bin Al-Mustanjid (566-575 H).
- Abu Al-Abbas Ahmad An-Nashir Lidinillah bin Al-Mustadhi` (575-622 H).
- Abu Nashr Muhammad Azh-Zhahir Biamrillah bin An-Nashir (622-623 H).
- Abu Ja’far Al-Manshur Al-Mustanshir Billah bin Azh-Zhahir (623-640 H).
- Abu Ahmad Abdullah Al-Musta’shim Billah bin Al-Mustanshir (640-656 H)