Suatu hari Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu didatangi seorang laki-laki yang membawa sebuah kantung yang berisi khamr, kemudian Khalid bin Walid berdoa kepada Allah ta’ala, “Ya Allah, jadikanlah khamr ini berubah menjadi madu.” Setelah itu khamr tersebut benar-benar berubah menjadi madu. [Mujaab Ad-Da’wah (53), Al-Ishaabah (1/414)] Dalam riwayat yang lain
Dalam hadits Sa’id bin Al-Musayyab diceritakan bahwa ketika Umar bin Khaththab lari meninggalkan tanah Mina, dia tinggal di sebuah lembah yang sangat luas, dia mengumpulkan kerikil-kerikil kecil di samping sebuah sungai dan melemparkan kerikil-kerikil tersebut ke dalam sungai, kemudian dia berbaring. Setelah itu dia mengangkat kedua tangannya ke atas langit
Musim paceklik yang sangat dahsyat pernah terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khaththab. Melihat keadaan seperti itu Umar bin Khaththab keluar bersama kaumnya dan melaksanakan shalat dua rakaat (shalat Istisqa’). Kemudian dia menyilang dua ujung selendangnya. Dia memindah yang kanan ke kiri, dan yang kiri ke kanan. Lalu dia membentangkan
Beliau adalah Juwairiyah binti al-Harits bin Abi Dhirar bin al-Habib al-Khuza’iyah al-Mushthaliqiyyah. Beliau adalah secantik-cantik seorang wanita. Beliau termasuk wanita yang ditawan tatkala kaum muslimin mengalahkan Bani Mushthaliq pada saat perang Muraisi’ Hasil undian Juwairiyah adalah bagian untuk Tsabit bin Qais bin Syamas atau anak pamannya, tatkala itu Juwairiyah berumur
Tatkala Bisyir al-Marrisi (seorang tokoh Mu’tazilah) meninggal dunia, tidak ada seorang alim pun yang ikut mengurusi jenazahnya kecuali Ubaid asy-Syuwainizi. Sepulangnya dari jenazah, orang-orang mencercanya karena kehadirannya, lalu dia berkata, “Tunggu dulu, akan saya beritakan ceritanya. Sungguh, tidak ada suatu amalan pun yang lebih saya harapkan pahalanya daripada saat aku
Di antaranya: Zaid bin Haritsah bin Syarahil al-Kalbi Abu Usamah, Tsauban bin Bujdud, Abu Kabsyah yang namanya adalah Sulaim, ia ikut dalam perang Badar, Badzam[1], Ruwaifi’, Qashir[2], Maimun[3], Abu Bakrah[4], Hurmuz[5], Abu Shafiyyah ‘Ubaid, Abu Salma[6], Anasah, Shalih, yaitu Syuqran, Rabbah Aswad, Yasar ar-Ra’i: Naubi, Abu Rafi’ yang namanya adalah
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjenguk seorang Arab badui ketika sakit. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendo’akan padanya: “Tidak apa-apa kamu, sakit ini meleburkan dosa insya Allah.” Namun, orang Badui itu malah membantah: “(Bukan tidak apa-apa),
1. Mahatma Gandhi (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA) “Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia ?? Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya,
ISTERI-ISTERI NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM Yang pertama dari mereka adalah Khadijah, kemudian Saudah, kemudian `Aisyah, lalu Hafshah, Ummu Habibah, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsy, Maimunah, Juwairiyah, dan Shafiyyah. Kami akan menyebutkan biografi mereka, insya Allah.[1] Semuanya ada sembilan setelah Khadijah, yang meninggal sebelum mereka. Beliau tidak pernah menikah dengan
Tahukah Anda.. Bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah sekali menjadi makmum ketika melaksanakan shalat. Waktu itu, Rasulullah datang terlambat sementara shalat telah ditegakkan dengan Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu sebagai imamnya. [Majalah Qudwah, Edisi 02, 2012, hal.53] * Kisah ini terjadi pada peperangan Tabuk * Diriwayatkan oleh Imam
Suatu ketika paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Tholib, menjumpai detik-detik menjelang kematiannya. Bersamanya adalah pembesar kafir Quraisy bernama Abu Jahal dan Abdullah Ibnu Abi Umayyah. Kemudian, datang keponakannya yang sangat menginginkannya bisa masuk ke dalam agama Islam , yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
Dari Yusuf bin Sulaiman dari kakeknya dari ’Amru bin Hamq, bahwa ia pernah memberi minum susu kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, maka beliau berdoa: ”Ya Allah, berikanlah kenikmatan awet muda kepadanya.” Maka sampai berusia delapan puluh tahun tidak terlihat pada dirinya satu helai uban pun.[ Silahkan lihat, Mushonnaf Ibni