Pada tahun 18 Hijriyah, tentara Islam tertimpa wabah Tha’un Amwas (wabah pes). Banyak tentara Islam yang meninggal dunia di negeri Syam,[1] hingga hampir mencapai dua puluh ribu orang, atau setara dengan dua pertiga tentara Islam yang ada di Syam. Meskipun keadaan seperti itu, tentara Islam tidak berdiam diri dari pembebasan
Awal pertikaian antara kaum muslimin dan Romawi tertuang dalam beberapa perang yang terjadi pada tahun 8 Hijiriyah. Untuk itu, Abu Bakar di awal masa pemerintahannya menyiapkan pasukan di bawah komando Usamah bin Zaid Radhiyallahu Anhu. Pasukan tersebut tidak diberi tugas untuk melakukan pembebasan wilayah, tetapi hanya sekedar persiapannya. Setelah perang
Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu telah mengirim Iyadh bin Ghanam untuk memimpin pasukan Islam untuk bergabung dalam usaha pembebasan Irak, dan dia telah menentukan jalan-jalan yang harus di lewati. Salah satu tempat yang harus dilewati pasukan Iyadh adalah Daumah Al Jandal. Pasukan Islam lalu mengepung daerah tersebut dalam waktu yang cukup
Al-Hirah adalah ibukota kerajaan Arab yang terasing. Kerajaan ini merupakan kerajaan yang paling besar dan paling terkenal dibanding kerajaan-kerajaan Arab lainnya. Suku-suku Arab banyak terkelompok di daerah-daerah yang berlainan, dan mereka tunduk kepada Persia.209 Setelah Khalid bin Walid menjalani sejumlah peperangan melawan Nashrani Arab di kawasan Irak, Khalid bertolak menuju
Pembebasan Persia dan Irak Kerajaan Persia sudah sejak dulu merupakan sebuah kerajaan yang kuat dan memiliki wilayah yang sangat luas. Luas wilayahnya membentang dari timur negeri Syam di sisi barat, hingga negeri Afganistan di sebelah timur, dari laut Khazar (Qazwin) di sisi utara, sampai negeri As-Sind di sebelah selatan. Meliputi