Saya teringat kejadian dalam pesawat ketika bertolak dari Inggris, bersama seorang Syaikh yang sering mengisi di sebuah stasiun televisi (Saudi). Selama perjalanan kami duduk bersama di pesawat. Di sebelah kami duduk seorang pria warga negara Inggris, di sebelahnya lagi duduk seorang wanita, yang juga warga negara Inggris. Cara berpakaiannya seronok,
Dikisahkan bahwa ada seorang pemuda yang berkata kepada bapaknya, ‘Saya ingin menikahi seorang gadis yang pernah saya lihat. Dan sungguh kecantikan dan sihir matanya telah membuatku takjub.’ Maka sang ayahpun membalasnya dengan penuh kebahagiaan dan kegembiraan, seraya dia berkata, ‘Dimanakah gadits tersebut, agar aku bisa melamarkannya untukmu wahai putraku?’ Maka
Dr. Muhammad Hasan menceritakan perbincangannya dengan dengan seorang pemuda yang keras (dalam ber-Islam): Dr. Muhammad Hasan bertanya kepada pemuda itu, “Apakah meledakkan Klub malam di suatu negara muslim halal ataukah haram?”. Pemuda itu menjawab, “Tentu saja halal, dan membunuh mereka pun diperbolehkan”. Dr. Muhammad Hasan bertanya kembali, “Kalau kamu membunuh
Seorang panglima perang, Muhallab bin Abi Shufrah, berjalan dengan sombong di depan seorang ulama tabi’in, Malik bin Dinar (wafat tahun 130 H). Maka Malik bin Dinar bertanya, “Tidakkah engkau mengetahui itu adalah cara berjalan yang dibenci oleh Allah kecuali saat berjalan di antara dua pasukan yang akan bertempur?” Muhallab marah
Atho’ bin Abi Robah datang kepada Hisyam bin ‘Abdul Malik. Hisyam menyambutnya dan berkata, “Apa hajatmu wahai Abu Muhammad?” Saat itu Hisyam bersama para tokoh yang sedang berbincang, maka mereka diam. Atho’ mengingatkan Hisyam terkait dengan santunan negara untuk penduduk Al-Haromain. Hisyam berkata, “Baik. Petugas, tulis santunan untuk or ang-orang
Ada seorang temanku dari Riyadh yang bercerita: Kami mempunyai tetangga, yaitu sebuah keluarga pendatang. Orang tua mereka sudah tua. Keduanya biasa pergi ke Mekah dan tinggal di sana satu bulan atau lebih, sesudah itu pulang menemui anak-anak mereka lalu tinggal dalam waktu yang lama, kemudian kembali lagi ke Mekah, dan
Dahulu, sebelum ada vaksinasi, cacar adalah salah satu penyakit yang tersebar di mana-mana, dan atas kehendak Allah Yang Maha Hidup dan Maha Mengurus segala sesuatu, sering kali (penyakit cacar itu) mengakibatkan kematian di kalangan masyarakat. Syahdan, di antara mereka ada yang terjangkit bencana ini; seorang lelaki berumur 6 tahun d
Imam Al-Muzany bercerita: “Aku menemui Imam Asy-Syafi’iy menjelang beliau wafat, lalu kubertanya, “Bagaimana keadaanmu pada pagi ini, wahai Ustadzku?” Beliau menjawab, “Pagi ini aku akan melakukan perjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelekan amalanku. Aku tidak tahu: apakah
Dikisahkan ada seorang bapak dan anaknya sedang melakukan perjalanan . Mereka mengendarai sebuah tunggangan berupa keledai. Maka mereka berdua memulai perjalanannya dengan menaiki keledai itu berdua bersama-sama. Pada awalnya mereka berdua merasa nyaman atas perjalanan mereka, dan mereka menikmati perjalanan tanpa ada gangguan. Sampai mereka melewati suatu kaum, dan mereka
Tidak biasanya aku berjalan-jalan sedemikian jauh. Biasanya, aku jalan-jalan pagi sebatas beberapa puluh langkah dari perumahan kemudian kembali, atau mengantarkan istri belanja ke kampung atas, ya kira-kira setengah kilo saja. Entahlah, pagi ini aku ingin jalan-jalan agak jauh, seakan-akan ada banyak peristiwa yang harus aku lihat. Memang benar wahai sahabatku,
Imam Yusuf bin Muhammad as-Surmurri al-Hambali -rahimahullah- (w. 776 H) berkata dalam kitab Amaalibeliau dalam masalah hafalan: “Diantara keajaiban yang ada dalam masalah menghafal dari orang yang hidup di zaman kita adalah Syaikhul Islam Abul Abbas Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiyyah. Sesungguhnya beliau pernah mendapatkan suatu kitab lalu membacanya