Simaklah kisah ajaib dan mengagumkan yang terjadi disekitar kita berikut!. Dalam kitab “Tartibul Madarik” Imam al Qadhi ‘Iyadh mengisahkan cerita dari Ibnu Wahb al-Qurasyi al-Mishry sahabat Imam malik..Ketika ahli-ahli hadits memintanya mendiskripsikan kepada mereka sifat-sifat jannah dan naar. Ia menjawab: ‘Aku tidak tahu, apakah aku mampu melakukannya atau tidak?’ Kemudian
Beliau adalah Al-Walid bin ‘Abdul Malik bin Marwan, lahir pada tahun 50 H. Diangkat sebagai khalifah setelah ayahnya meninggal pada tahun 86 H. Kehidupan yang beliau alami adalah kehidupan yang cerah bagaikan warna putih di muka Daulah Umawiyyah. Yang demikian dikarenakan berbagai usaha perbaikan yang besar baik di dalam maupun
Berikut beberapa kitab sejarah yang harus di waspadai: 1. AI-Aghaanii karya Abul Faraj al-Ashbahani. Kitab ini berisi obrolan, syair, dan nyanyian yang dicampuri berita-berita yang tidak benar. 2. Al-‘Iqdul Fariid karya Ibnu ‘Abdi Rabbih. Kitab sastra ini banyak memuat nukilan-nukilan palsu. 3. Al-Imaamah was Siyaasah yang dinisbatkan kepada Ibnu Qutaibah
Jawabannya adalah jika Anda mampu menganalisis sanad dan menelitinya, maka bacalah kitab Imam ath-Thabari (Taariikh ath-Thabari). Kitab beliau ini adalah pegangan bagi para ulama yang menulis kitab sejarah. Sedangkan jika Anda tidak mampu menganalisis dan meneliti sanad, maka bacalah: 1. Kitab al-Hafizh Ibnu Katsir, al-Bidaayah wan Nibaayah 2. Kitab al-Hafizh
Pengantar: Bagaimanakah Abdul Malik Mencapai Kursi Kekhalifahan? Yazid bin Mu’awiyah sebelum meninggal, mewasiatkan khilafah untuk anaknya yang bernama Mu’awiyah bin Yazid. Setelah Yazid meninggal, penduduk Syam membaiatnya dalam rangka memenuhi wasiat ayahnya. Pada waktu itu ‘Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhu telah dibaiat sebagai khalifah di negeri Hijaz dan kekuasaannya semakin
Biografi Yazid bin Mu’awiyah: Beliau bernama Yazid bin Mu’awiyah bin Abi Sufyan Shakhr bin Harb bin Umayyah. Pemimpin (amir) kaum mukminin. Kunyahnya adalah Abu Khalid Al-Umawi. Lahir pada tahun 25 H. Dibaiat sebagai khalifah ketika ayahnya masih hidup untuk kemudian memegang urusan pemerintahan sepeninggalnya. Penobatannya sebagai penguasa ditegaskan lagi setelah
Diriwayatkan dari Abdur Rahman bin Abi Ibad Al-Makki, dia berkata, “Seorang syekh yang dijuluki ‘Abu Abdillah’ mendatangi kami. Dia berkata, ‘Pada waktu sahur, aku pergi ke sumur Zamzam. Di tempat ini aku bertemu dengan seorang syekh yang membiarkan kainnya menutupi wajahnya. Dia datang ke sumur dan minta diambilkan air. Kemudian
Ketangkasan sahabat nabi pada kebenaran Banyak orang yang memiliki kesiapan untuk memainkan sebagian peranan sesuatu dengan batas kemampuannya. Namun, mereka cukup berhenti di situ saja. Setiap kali dan setiap kesempatan mereka selalu bertanya-tanya, “Apa yang harus dilakukan?” atau “Apa kewajiban kami?” Mereka memberi alasan mengapa tidak juga memainkan peranannya, bahwa
Kita berada di tahun 87 H. Ketika pahlawan Islam dan panglima besar Qutaibah bin Muslim Al-Bahili memimpin pasukannya yang tangguh dari kota Marwa menuju Bukhara, hendak menguasai sisa negeri yang ada di seberang sungai. Beliau juga hendak berperang di pinggiran negeri Cina dan menarik Jizyah dari mereka. Belum lagi pasukan
Sekarang kita berada di masa khilafah Sulaiman bin Abdul Malik. Saat di mana Yazid bin Muhallab bin Abi Sufrah, salah satu pedang Islam yang terhunus dan wali daerah Khurasan yang kuat, bergerak cepat bersama pasukannya yang berjumlah seratus ribu orang, ditambah para sukarelawan dari mereka yang ingin mencari syahadah dan
Badannya kekar, sempurna bentuk tubuhnya, lincah gerak-geriknya, cerdas otaknya, jenius akalnya, antusias terhadap kebajikan dan menjauhi dosa. Meski hitam warna kulitnya, keriting rambutnya dan asalnya dari Habsy, namun tidaklah jatuh rasa percaya dirinya untuk menjadi manusia yang istimewa, apalagi umurnya masih muda. Pemuda yang beasal dari Habsyi asli dan menjadi
Suatu tahun, Amirul Mukminin Abdul Malik bin Marwan berhasrat untuk menunaikan haji ke Baitullah Al-Haram dan berziarah ke Haraimain yang mulia dan mengucapkan salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sampailah bulan Dzul Qa’dah, beliau berangkat menuju ke bumi Hijaz disertai tokoh-tokoh bani umayyah, para gubernurnya, pejabat pemerintah dan sebagian