Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Pada tahun 317H orang-orang Qaramithah (dari Bahrain) mengepung Ka’bah di saat hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah). Mereka merampas harta orang-orang haji dan membunuh mereka. Terbunuhlah jumlah yang banyak dari kaum muslimin di tengah kota Makkah, lembah-lembah Makkah, di Masjidil Haram, bahkan yang lari ke dalam Ka’bah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Orang-orang Syi’ah Rafidhah biasa meminta bantuan orang-orang kafir dalam melawan kaum muslimin. Kaum muslimin telah melihat sendiri bahwa jika kaum muslimin diserang oleh orang-orang kafir maka orang-orang rafidhah ini selalu membela orang-orang kafir, sebagaimana hal ini terjadi pada Jenghis Khan—raja Tatar yang kafir—ketika dia
Setelah wafatnya Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu pada 60H yang sebelumnya beliau menunjuk Yazid bin Mu’awiyah untuk menjadi pemimpin yang niat beliau (dengan penunjukan tersebut) agar tidak terjadi lagi perpecahan di antara kaum muslimin dalam masalah kekuasaan. Maka berpalinglah para utusan ahli Iraq kepada Husain bin Ali radhiyallahu ’anhu dengan penuh antusias
Ketika Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dibunuh oleh Ibnu Muljam (seorang khawarij yang tadinya termasuk syi’ah Ali namun mengkafirkan beliau setelah itu), al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu dibai’at menjadi khalifah, dan beliau yakin tidak dapat berhasil perang melawan Mu’awiyah. Terutama setelah sebelumnya sebagian pengikutnya di Iraq telah meninggalkan ayahnya.
Sebagian besar syi’ah (pendukung) Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah penduduk Iraq, terutama penduduk Kufah dan Bashrah. Ketika Ali berkeinginan untuk pergi berperang bersama mereka ke Syam, setelah berhasil meredam fitnah kaum khawarij (salah satu sekte pecahan syi’ah Ali sendiri yang malah mengkafirkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu),
Berangkat dari akidah yang rusak dan absurd, sekte Syi’ah kerap menebar kekejian dan kebiadaban kepada kaum muslimin. Sejarah mencatat lembaran demi lembaran kelam kejahatan mereka dan tidak ada seorang pun yang dapat mengingkarinya. Berikut adalah diantara sebagian ‘kecil’ catatan sejarah kejahatan mereka yang digoreskan oleh para ahli sejarah Islam. Mudah-mudahan
Cerita ini dipaparkan dari seorang gadis Sunni (Ahlu Sunnah wal Jama’ah) bernama Aisyah di Rumah Sakit di Turki, Istanbul. Dilengkapi keterangan dari salah seorang saksi hidup yang selamat. Tanggal: 15 – 28 Juni 2011 Lokasi: Pabrik Gula Jisr Al-Shughour, Suriah Utara, kota Sunni, 20km dari Turki, perbatasan Syria. Pada tanggal
Pengalaman Bersama Imam Khomeini [1] Oleh : Al-Syeikh Al-Allamah Dr. Sayid Husain Al-Musawi Al-Husaini[2] Ketika Imam Al-Khomeini tinggal di Iraq, kami berulang alik menemuinya dan menimba ilmu daripadanya sehingga hubungan kami dengannya menjadi rapat. Pernah sekali aku mendapat peluang musafir bersama beliau setelah beliau mendapat jemputan dari bandar Tal’afir, sebuah
Abdul Mukmin az-Zahid menuturkan, “Di daerah kami ada seorang beraliran Syi’ah Rafidhah. Di jalan menuju rumahnya ada seekor anjing yang dilewati oleh setiap orang baik tua maupun anak kecil tetapi anjing itu tidak mengganggunya. Namun, anehnya, jika yang lewat di jalan itu adalah orang Syi’ah Rafidhah, maka seketika anjing itu