As-Sathirun adalah adh-Dhaizan bin Mu’awiyah, penguasa al-Hidhr. Hidhr adalah benteng yang terletak di tepi sungai Euphrat, dan di dalamnya terdapat sebuah kota besar yang telah diintai dan dikepung oleh Sabur selama dua tahun. Ketika an-Nadhirah binti as-Sathirun keluar, ia melihat Sabur berpakaian sutera dan bermahkotakan emas yang bertaburkan Zabarjad, Yaqut
Di sana, di pinggir laut, ada seorang wanita duduk di atas gelarannya dan di dekatnya ada secangkir teh. Ia memandang bola matahari sedang tenggelam dalam ufuk agar berlalu satu hari dari kehidupannya yang mencapai usia 70-an tahun. Kemudian ia memandang lautan yang airnya disinari cahaya ufuk laksana emas, dan keindahannya
Ayahku meninggal saat aku masih kecil, lalu ibulah yang merawatku. Ia bekerja sebagai pembantu di rumah-rumah hingga dapat membiayaiku. Aku adalah anak tunggalnya. Ia memasukkan aku ke sekolah, dan aku belajar hingga menyelesaikan studi di universitas. Saat itu aku berbakti kepadanya. la datang untuk mengirimku ke luar negeri, dan ia
Kisah ini disebutkan oleh al-Akh Asy-Syaikh Ali bin Abdul Khaliq al-Qarni dalam ceramah yang berjudul, Kull Yaghdu (masing-masing akan pergi). Kisah ini dituturkan kepadanya oleh salah seorang penjual perhiasan di daerah selatan… Penjual perhiasan itu mengatakan: Suatu hari dari hari-hari terakhir bulan Ramadhan, seorang laki-laki dan istrinya, serta ibu dan