MASA PERTAMA Masa Abbasiyyah Pertama 1) Kelebihan Kelebihan dan kekhususan masa ini: Masa ini memiliki sejumlah kelebihan dan kekhususan sebagai berikut: Para khalifah yang kuat. Perhatian kepada jihad. Berkembangnya kehidupan ilmiyyah. Kemakmuran ekonomi. Perlawanan dari sejumlah suku dan kaum zindiq. Awal mula munculnya pembagian daulah (negara) Islam dan pengaruh fitnah
Orang-orang Utsmani berasal dari keturunan kabilah Turkmenia. Pada permulaan abad ke-7 H bertepatan dengan abad ke-13 M mereka hidup di Kurdistan. Mereka berprofesi sebagai penggembala. Akibat serangan orang-orang Mongol di bawah pimpinan Jengis Khan ke Iraq dan wilayah-wilayah timur Asia Kecil, maka pada 617 H (1220 M) Sulaiman, kakek dari
Daulah Abbasiyyah semenjak berdirinya, yaitu pada tahun 132 H, hingga runtuhya, yaitu pada tahun 656 H mengalami dua masa yang berbeda. Masing-masing masa memiliki kekhususan dan kelebihan. Kedua masa ini adalah: 1. Masa ‘Abbasiyyah Pertama: Masa ini menjadi masa keemasaan dan kekuatannya, yaitu dari tahun 132 H – 247 H.
Berdirinya Daulah ‘Abbasiyyah Pada akhir-akhir abad pertama hijriyyah, kalangan Abbasiyyun memulai berpikir dan menentukan langkah-langkah untuk mencapai kursi khilafah dan menghabisi Daulah Umawiyyah. Ketika itu kalangan Abbasiyyun berkumpul di desa Humaimah yang masuk dalam wilayah Palestina. Upaya mereka untuk mencapai kursi khilafah terbantu dengan sejumlah perkara berikut: 1. Keadaan yang
Kota Damaskus Damaskus adalah sebuah kota tua. Kota ini didirikan sebelum kelahiran Nabi lbrahim ‘alaihissalam. Banyak legenda / dongeng tentang pendirian kota ini. Kota ini memiliki banyak sungai dan kebun. Letak kota berada pada tanah yang datar dikelilingi oleh gunung yang tinggi di sebelah Utara dan Baratnya. Kaum muslimin berhasil
Perkembangan yang didapatkan pada masa Bani Umayyah Perkembangan/kemajuan yang hakiki adalah tauhid kepada Allah ‘azza wa jalla (menjadikan-Nya sebagai satu-satunya sesembahan yang berhak diibadahi sedangkan selain-Nya apapun bentuknya tidak boleh diibadahi -pen), mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan penerapan agama yang agung ini di seluruh bidang yang digarap
Pendahuluan: Sikap adil terhadap Bani Umayyah Pembukuan sejarah Bani Umayyah dilakukan pada masa pemerintahan musuhnya, yaitu Bani Al ‘Abbas -semoga Allah merahmati mereka semua-. Ditulis setelah musuh-musuh mereka menyebarkan berbagai riwayat dusta, kisah yang dibuat-buat, dan sikap berlebihan yang amat janggal tentang Bani Umayyah, yang disandarkan padas syubuhat (kerancuan), kejadian-kejadian
Fitnah yang mereka munculkan disini adalah berbagai macam pemikiran yang menyimpang yang dikembangkan dan dijadikan sebagai peluang emas oleh musuh-musuh Islam, baik kalangan kaum Sabaiyyah maupun yang lainnya. Dengan itu mereka membesarkan api fitnah dan peperangan di dalam tubuh daulah Islam ini. Kelompok-kelompok yang paling berperan adalah: 1. Syi’ah (Rafidhah)
Ia adalah Al-Walid bin Yazid bin Abdul Malik bin Marwan. Ibunya bernama Ummu Al-Hajjaj binti Muhammad bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Al-Walid II ini dilahirkan di Damaskus pada tahun 90 H. Ada pula yang berpendapat 92 H. Ketika ayah Al-Walid II, yakni Yazid bin Abdul Malik (Yazid II), mengangkat Hisyam bin Abdul
Setelah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz meninggal, beliau digantikan oleh Yazid bin ‘Abdul Malik. Masa pemerintahannya berlangsung selama empat tahun, dari tahun 101 H sampai tahun 105 H. Beliau memegang khilafah karena wasiat dari saudaranya yaitu Sulaiman Pada masa beliau memerintah, sejumlah gejolak dalam negeri beliau hadapi, yang paling penting adalah
Ia adalah Yazid bin Abdul Malik bin Marwan bin Al-Hakam, Abu Khalid Al Qurasyi Al-Umawi. Amirul Mukminin. Ibunya bernama Atikah binti Yazid bin Muawiyah. Dibaiat sebagai khalifah setelah Umar bin Abdul Aziz pada bulan Rajab tahun 101 H.[511] Yazid II ini dilahirkan di Damaskus tahun 71 atau 72 H. Sebelum
1. Kelahiran, masa pertumbuhan, dan tarbiyah yang beliau dapat. Beliau adalah seorang tabi’in (murid shahabat -pent) yang mulia, bernama ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz bin Marwan bin Al-Hakam bin Abil ‘Ash bin Umayyah. Ibunya adalah Ummu `Ashim Laila binti ‘Ashim bin ‘Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Beliau dijuluki denga Asyaj(19)