Idris adalah keturunan Adam yang pertama kali diberi kenabian setelah Adam dan Syits ‘alaihimassalam. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa dia adalah manusia yang pertama kali menulis dengan pena. Dari Hilal bin Yasaf, ia berkata, “Ibnu ‘Abbas pernah bertanya kepada Ka’ab –dan saat itu aku hadir di tengah-tengah mereka- Ibnu ‘Abbas bertanya,
Makna Syits adalah “pemberian Allah (Hibatullah)”. Adam dan Hawwa memberinya nama Syits lantaran keduanya dikaruniakan dengannya setelah terbunuhnya Habil. Muhammad bin Ishaq berkata, “Tatkala Adam akan meninggal, maka ia berpesan kepada anaknya, Syits. Adam mengajarkannya waktu-waktu malam dan siang serta beragam ibadah di waktu-waktu tersebut. Adam juga memberitahukan kepadanya waktu
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas dan lainnya bahwa Adam berkehendak menikahkan setiap anak laki-lakinya dengan saudara perempuannya dari kembaran yang lain. Maka Habil hendak menikah dengan saudari perempuannya Qabil. Saat itu Qabil lebih tua dari Habil, dan saudari perempuan Qabil lebih cantik. Maka Qabil hendak menjadikannya istri untuk dirinya sendiri daripada
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa Dia telah berdialog dengan para malaikat, seraya berfirman: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. Al-Baqarah: 30) Allah mengabarkan hal itu kepada mereka sebagai bentuk pengagungan atas penciptaan Adam dan anak keturanannya, sebagaimana halnya telah dikabarkan perkara yang agung sebelum penciptaannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Para malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, sedang Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disifatkan kepada kalian.” [HR.Muslim dalam Shahihnya 5314 dan Imam Ahmad 204438] Banyak ulama tafsir berpendapat bahwa jin diciptakan sebelum Adam. Penghuni bumi sebelum manusia adalah al-Hinn dun
Ada banyak ayat yang menyebutkan tentang keberadaan Malaikat. Allah Ta’ala menyifati mereka sebagai makhluk yang kuat dalam beribadah dalam penciptaan, elok dipandang, besar fisiknya, serta memiliki kemampuan menjelma dalam berbagai wujud. Adakalanya mereka menjelma menjadi seorang pemuda tampan, yang datang dalam rangka menguji dan mencoba hingga hujjah tegak atas kaum
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Heraclius pernah mengirim Surat kepada Mu’awiyah dan berkata, “Jika masih tersisa kenubuwwahan di kalangan mereka, niscaya mereka akan memberitahukanku mengenai apa saja yang aku tanyakan tentangnya.” Ibnu ‘Abbas melanjutkan, “Heraclius pun menanyakannya tentang al-majarrah (galaksi bima sakti), al-qaus (pelangi), dan sebidang tanah yang belum
Allah menciptakan bumi terlebih dahulu sebelum menciptakan langit, sebagaimana firman-Nya: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 29) Imam al-Bukhari berkata (didalam kitab Shahihnya) tentang awal penciptaan makhluk, “Qatadah
PENCIPTAAN AL-‘ARSY Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allah telah mencatat seluruh takdir makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” [HR.Muslim 4797] Beliau juga bersabda, “Dan ‘Arsy-Nya berada di atas air.” [HR.Muslim 4797] Mereka