Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbondong-bondong berhijrah ke Madinah meninggalkan harta, negeri dan keluarga besar mereka. Mereka bersabar dengan semua kesulitan dan rintangan yang ada diperjalanan mereka ke Madinah. Para Muhajirin ini ada yang berkelompok seperti kisah hijrah Umar bin Al-Khathab radhiallahu ‘anhu dengan ‘Ayyasy dan Ummu Salamah
Umar –radhiyallahu ‘anhu- berdiri di atas mimbar, berkhutbah di hadapan manusia untuk pertama kalinya sejak menjabat sebagai khalifah seraya mengatakan, setelah memuji Allah dan menyanjung-Nya serta bershalawat kepada Nabi-Nya: “Aku mendapatkan kabar bahwa manusia takut terhadap ketegasanku dan takut terhadap kekerasanku. Mereka mengatakan: ‘Umar bersikap keras kepada kita ketika Rasulullah
Pada waktu dhuha di hari Senin 12 Rabi’ul Awal 11 H (hari wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam) masuklah putri beliau Fathimah radhiyallahu anha ke dalam kamar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, lalu dia menangis saat masuk kamar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Dia menangis karena biasanya setiap kali dia masuk menemui Rasullullah
Pada tahun tiga hijriah, tepatnya di pertengahan bulan syawal, berkecamuklah perang Uhud, antara kaum muslim yang dipimpin oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam dengan kaum kuffar Mekkah. Dalam peperangan menegakkan kalimatulhaq ini, banyak dari kalangan shahabat Nabi Shalallahu alaihi wa salam yang mendapatkan anugerah Syahaadah. Menurut perhitungan ulama sirah, Ibnu
Dalam perang uhud, dia melakukan perang tanding melawan Thalhah bin Abi Thalhah al Abdari, kisahnya demikian: Dia pihak yang bermusuhan itu saling mendekat untuk memulai tahapan-tahapan perang yang akan berkecamuk. Yang pertama kali menyulut bara pertempuran itu adalah pembawa bendera dari kalangan musyrikin, yang bernama Thalhah bin Abu Thalhah al