Hudhain bin Munzhir Abu Sasan berkata, “Aku melihat Utsman bin Affan telah menunaikan shalat subuh. Saat itu dibawalah menghadap kepadanya seseorang yang bernama Al-Walid.[1] Kemudian Utsman berkata, “Aku tambahkan untuk kalian.” Dua orang laki-laki memberikan kesaksian di hadapan Utsman. Salah satu lelaki itu bernama Humran. [2] Ia bersaksi bahwa temannya
Ibnu Umar berkata, “Telah datang serombongan saudagar. Mereka singgah di mushalla, lalu berkatalah Umar kepada Abdurrahman bin Auf, “Apakah kamu bisa menjaga para saudagar itu agar tidak kecurian malam ini?” Maka malam itu Umar dan Abdurrahman bin Auf menjaga para saudagar itu dan mereka melaksanakan shalat wajib. Malam itu, Umar
Sebelum terjadi peperangan Qadisiyah antara tentara Muslimin pimpinan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu dengan tentara Persia pimpinan Rustam, Sa’ad terlebih dulu mengirim utusan kepada Rustam beberapa kali. Di antara utusan tersebut adalah Rib’i bin ‘Amir Ats-Tsaqafi radhiyallahu ‘anhu. Maka Rib’i pun segera masuk menemui Rustam sementara mereka telah menghiasi
“Aku tidak pernah melihat suatu kaum yang sangat mencintai sahabatnya melebihi para sahabat Muhammad.” Abu Sufyan radhiallahu’anhu Kecintaan para sahabat kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam adalah kecintaan yang tidak ada duanya. Mereka mencintai beliau melebihi kecintaan kepada orang-orang yang mereka kasihih dan sayangi. Pun, dengan kesetiaan mereka. Tidak ada
Ibnul Qoyyim menuturkan dalam kitabnya Zadul Ma’ad, bahwa Urwah Ats Tsaqafi berkata kepada para sahabatnya sepulang dari Hudaibiyah: “Wahai Kaumku! Demi Allah, banyak raja yang sudah pernah aku datangi. Aku sudah pernah menemui Kaisar, Kisra dan Najasyi. Demi Allah, aku tidak pernah melihat seorang raja pun yang begitu diagungkan
Suatu ketika Umar bin al-Kahththab radhiyallahu ‘anhu, Amirul Mukminin membeli seekor kuda. Lalu dia membawanya berjalan agak jauh dari si pembeli, lalu dia menungganginya untuk mencoba kuda tersebut. Ternyata kuda tersebut mengalami memar-memar. Lantas beliau sendiri menangani hal ini dengan mengembalikan kuda tersebut dan beranggapan bahwa penjual telah menipunya. Akan
Pada suatu saat, sungai Nil di Mesir pernah kering tidak mengalirkan air. Maka penduduk Mesir mendatangi ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhu seraya mengatakan,”Wahai Amir (pemimpin), sungai Nil kita ini memiliki suatu musim untuk tidak mengalir kecuali dengan tumbal.” Amr bertanya,”Tumbal apakah itu?” Mereka menjawab,”Pada tanggal 12 di bulan seperti ini,
Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah meriwayatkan dari Urwah dan Mujahid, keduanya meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki dari Bani Makhzum mengadukan Abu Sufyan bin Harb radhiyallahu ‘anhu kepada Umar bin Khaththab dengan tuduhan bahwa Abu Sufyan telah mengambil batas tanahnya di tempat ini dan itu. Umar berkata, “Sesungguhnya akulah orang yang
Ketika Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu menengok hartanya di ‘Aliyah di sat hari yang sangat panas, dia melihat seorang laki-laki menggiring dua ekor unta muda, sedangkan panas terhampar di permukaan bumi seperti permadani, maka Utsman berkata, “Mengapa orang itu tidak tinggal saja di Madinah sampai panas ini berlalu kemudian dia
Dikisahkan, ‘Umar radhiyallahu ‘anhu mengusap hajar aswad dan berkata: “Sesungguhnya aku mengetahui bahwa engkau hanyalah batu, tidak akan mendatangkan manfaat dan tidak pula mudharat, sekiranya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.” [HR.Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan selainnya] Nafi rahimahullah berkata,
Dari Sa’id bin Jubair, ia bercerita: مات بن عباس بالطائف فشهدت جنازته فجاء طائر لم ير على خلقته حتى دخل في نعشه ثم لم ير خارجا منه فلما دفن تليت هذه الآية على شفير القبر لا يرى من تلاها { يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية فادخلي
Umar memiliki firasat dan pandangan jauh ke depan yang jarang didapati pada siapapun di dunia ini. Ia merupakn sebuah nikmat yang Allah ta’ala berikan kepada Al Faruq radhiyallahu ‘anhu. Berikut ini adalah contoh yang menandingi matahari dalam kecermelangan dan cahayanya. Ia menjelaskan kepada kita sejauh mana ketajaman firasat dan pandangan