Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allah telah membenarkan pernyataan Ahmad dalam hal ini, karena dia adalah imam as-Sunnah pada zamannya. Sementara musuhnya, Ahmad bin Abi Du’ad, seorang qadhi qudhat (kepala para hakim), tidak ada seorang pun yang “merayakan” kematiannya dan tidak pula menghiraukannya. Tatkala dia mati, tidak ada yang mengiringi
Di sebutkan dalam kitab “Tahdzibul Kamal” karangan al-Mizzi jilid yang ke 7/481 sebuah kisah ketika penulis sedang menjelaskan biografi ahli ibadah, orang yang zuhud ahli fikih Haiwah bin Suraih bin Shofwan at-Tajiibi Abu Zur’ah al-Mishri rahimahullah, berikut nukilannya: Berkata Ahmad bin Sahl al-Urduni bahwasanya beliau mendengar dari Khalid bin al-Fizri
“AL-MAUT” Siapa diantara kita yang tidak akan ditimpa oleh kematian Ia tidak memiliki teman Jika ia datang, maka berakhirlah segala sesuatu Ia tidak memiliki tempat, seluruh alam ini adalah tempatnya Kita tidak akan bisa berlari, ataupun bersembunyi darinya Walaupun kita berada dalam benteng yang sangat kokoh Ia tidak memilki waktu
Diriwayatkan bahwa Abu Ad-Darda’ radhiyallaahu ‘anhu pernah melewati seorang laki-laki yang melakukan dosa sementara orang-orang mencelanya, maka beliau berkata, “Seandainya orang itu ada di bibir sumur, apakah kalian menyelamatkannya sehingga tidak terjatuh ke dalamnya?” Mereka menjawab, “Ya.” Dia berkata, “Maka jangan mencaci saudara kalian, pujilah Allah yang telah membersihkan kalian
Di sebutkan dalam kitab “Siyar A’lamu Nubala” karangan Imam adz-Dzahabi pada jilid yang ke 15/507 sebuah kisah manakala beliau sedang menjelaskan biografi Imam ahli zuhud di negeri andalus (sekarang spanyol) Abu Wahb rahimahullah ta’ala. Kisah ini di riwayatkan dari Abu Ja’far bin Aunillah, di mana beliau mengatakan: “Saya pernah mendengar
Di sebutkan dalam kitab “Iqtidho’ul Ilmi al-Amal” karangan al-Hafidhz Khatib al-Baghdadi hal 114, sebuah kisah yang di riwayatkan dari Yusuf bin Asbaath di mana beliau berkata, “Muhammad bin Samuroh as-Saaih pernah menulis surat kepada saya, berikut isi suratnya: “Saudaraku, hati-hatilah dirimu dari senang menunda-nunda perkara yang bisa kamu kerjakan yang
Mutiara ini di ambil dari kitab “Ihya Ulumudin” karangan Imam Abu Hamid al-Ghozali pada jilid yang ke 3/36, di mana beliau pernah bertutur: “Sesungguhnya manusia yang paling wara‘, paling takwa dan paling berilmu di antara mereka adalah orang yang tidak pernah melihat pada orang lain dalam satu pandangan, namun dia
Di jelaskan dalam kitab “Zuhud” karangan Abdullah bin Mubarak rahimahullah hal 491. Dari Umar bin Khattab radiyallahu anhu bahwasanya beliau pernah berkata: “Jangan coba-coba engkau menjerumuskan dirimu ke dalam perkara yang tidak ada gunanya, menyingkirlah dari musuhmu, ketika meminta bantuan untuk menjaga barangmu maka pilihlah orang yang bisa di percaya,
Al-Jahizh, seorang penulis, ahli sastra Arab terkenal adalah seorang yang buruk rupa, tetapi dia sombong meskipun tentang fisiknya. Al-Jahizh pernah bercerita mengenai dirinya sendiri. Dia berkata, “Saya pernah berdiri di depan pintu rumahku, lalu ada seorang perempuan yang menghampiriku.” Perempuan tersebut berkata, “Saya butuh kepadamu. Saya ingin engkau ikut bersamaku
Jika zaman tidak memberikan pakaian kesehatan kepadamu dan tidak memberikan makanan yang manis dan tawar Maka janganlah kamu iri terhadap orang-orang kaya, karena apa-apa yang ada pada mereka akan dirampas sesuai dengan apa yang diberikan oleh masa kepada mereka. [az Zuhd, hal.116, karya al Baihaqi] Artikel: www.KisahIslam.net
Suatu hari Al Madani berdiri di shaf di belakang imam dalam satu shalat jama’ah. Di tengah shalat, imam ingat sesuatu kemudian menghentikan shalatnya dan al Madani pun maju mengimami manusia. Al Madani berdiri lama sekali. Ketika makmum telah kelelahan karena saking lamanya mereka berdiri, mereka membaca tasbih, namun al Madani
Ibnu Al Jauzi rahimahullah memberi nasihat agar manusia menyadari kemuliaan waktunya dan harga waktunya, maka ia hendaklah tidak mensia-siakannya walau sebentar kecuali untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hingga ia memprioritaskan yang paling utama dari perkataan dan perbuatan. Ibnu Al Jauzi juga menyebutkan bahwa sebagian para pendahulu juga tidak mensia-siakan waktu