Oleh: Syaikh Mamduh Farhan al Buhairi Seorang teman dari Aljazair menceritakan pengalamannya yang menegangkan sekaligus membuat kita tersenyum. Berikut saya sampaikan kepada pembaca seperti yang diceritakannya: Pada suatu ketika saya menumpang sebuah pesawat Airbus milik salah satu maskapai penerbangan Aljazair dari bandara Aljazair menuju bandara Urley di Paris. Pada saat
Suatu hari sepasang suami istri pergi ke Kebun Binatang. Di sana, keduanya melihat seekor monyet sedang bermain dengan pasangannya. Seketika sang istri berkomentar, “Aduhai alangkah indahnya cinta mereka!” Kemudian kedua sejoli itu berlalu lalu berhenti di depan kandang harimau. Keduanya menyaksikan seekor harimau jantan duduk termangu, sedang pasangannya, harimau betina,
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah menulis surat kepada Pendidik anak-anaknya.Beliau rahimahullah berkata, “Hendaklah yang mereka ketahui pertama kali dari Pengajaranmu adalah rasa benci terhadap alat-alat musik.Karena hal itu berawal dari setan dan mendatangkan kebenciab dari Ar-Rahman. Sungguh telah sampai kepadaku dari orang-orang terpercaya yang berilmu,bahwa menghadiri tempat musik dan
Ibnu Jauzi rahimahullah berkata dalam bukunya Shaidul Khatir hal.158: “Perkara paling utama adalah mencari tambahan ilmu. Sebab, orang yang membatasi ilmunya dan merasa cukup dengannya pasti akan keras kepala. Perasaan superirornya akan menghalanginya dari mendapatkan manfaat. Dengan belajar, seseorang akan mengetahui kesalahannya.” Artikel: www.KisahIslam.net Facebook Fans Page: Kisah Teladan &
Berikut kisah candaan yang melibatkan Syaikh Abdurrahman bin Nasir as-Si’di. Kisah ini diceritakan oleh Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr Hafizhahumallah. Syaikh Abdurrazzaq banyak mengetahui cerita tentang Syaikh as-Si’di karena tesis beliau tatkala di S2 berkenaan dengan karya-karya tulis Syaikh as-Si’di. Berikut ini kisahnya: Suatu saat, istri Syaikh as-Si’di pulang
Syaikh Abdul Qodir al Jailani rahimahullah berkata: Tidak baik bagimu jika engkau kagum dengan amal-amalmu, engkau bangga dengan dirimu sendiri, dan meminta imbalan dari setiap amal yang engkau lakukan. Padahal..Engkau bisa beramal karena taufik dari Allah, pertolongan, kekuatan, kehendak dan karunia-Nya. Jika engkau bisa menjauh dari maksiat, maka itu itupun
Syaikh Abdul Qodir al Jailani rahimahullah menggambarkan tentang TAWADHU’ : Yaitu seseorang tidak berjumpa dengan yang lain kecuali ia berpandangan bahwa orang itu memiliki kebaikan atas dirinya, dan ia berkata: “Semoga ia lebih baik di sisi Allah dariku dan menganugerahkan kepadanya derajat yang tinggi.” Jika ia lebih muda darinya, ia
Syaikh Abdul Qodir al Jailani rahimahullah berkata: Rendahkanlah hatimu dengan berdzikir. Ingatlah Dia ketika datangnya Hari Kebangkitan. Pikirkanlah nasibmu di alam kubur. Pikirkanlah bagaimana Allah ‘Azza wa Jalla menghimpun manusia di padang Mahsyar, dan mereka berdiri di hadapan-Nya. Jika engkau memikirkan hal ini maka kekerasan hatimu akan hilang, ia akan
Syaikh Abdul Qodir al Jailani berkata: “Rasakanlah pahitnya obat, dan berdirilah di depan pintu pekerjaan untuk memasukinya, sehingga engkau dapat bersungguh-sungguh dengannya. Jangan sekali-kali hanya duduk di atas tempat pembaringan, atau tidur di balik selimut, atau bersembunyi di balik pintu kemudian engkau meminta pekerjaan. Itu suatu hal yang mustahil.[al Fathu