Ketika Umar bin Abdul Aziz menduduki jabatan khalifah, ia mengembalikan harta dan tanah yang diambil secara zhalim oleh penguasa sebelumnya. Sebelum itu, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik memberikan uang 20.000 dinar kepada Anbasah bin Said bin Al-Ash. Ia mengunjungi setiap kantor sampai di kantor khatam. Semua yang tersimpan di sana
Isaf : Patung berbentuk laki-laki yang berdiri di sisi Ka’bah. Bajir : Patung ini disembah Kabilah Asad dan sebagian Kabilah Abas. Dzu Al-Ka’bat : Patung ini disembah Kabilah Bakar dan Taghlab. Dzu Al-Kaffain : Patung ini terletak di selatan kota Madinah. Suku Khuza’ah dan sebagian Daus menyembahnya. Dzu Asy-Syara :
Istana Abdeen Mesir Salah satu bekas istana kepresidenan Mesir ini mulai dibangun oleh Khedive Isma‘il Pasya pada 1279 H /1863 M. Sebelas tahun kemudian, tepatnya pada 1291 H/1874 M, barulah istana indah dan megah yang menempati lokasi seluas 24 feddân (1 feddân sama dengan 4.200 meter persegi) ini diresmikan. Istana
Sebuah masjid megah di Islamabad, ibu kota Pakistan awalnya bernama Masjid Jamia. Ide masjid yang memadukan arsitektur Asia Selatan, Arab, dan Turki ini berasal dari Raja Faisal, raja Kerajaan Arab Saudi, ketika ia berkunjung ke Pakistan pada tahun 1966. Saat itu, Raja Faisal tertarik oleh panorama indah Bukit Margalla, Islamabad. Ia
Abul Qasim bin Asakir Rahimahullah dalam kitab Tarikh lbnu Asakir (XVIII/189) berkata, “Abul Qasim bin As-Samarqandi meriwayatkan kepada kami Abu Bakar Ath-Thabari, dari Abul Husain bin Al-Fadhl, dari Abdullah bin Ja’far, dari Ya’qub, dari Ahmad bin Mani’, dari Abu Qathan, dari Abu Khuldat, dari Abul Aliyah, Ia bercerita, ‘Selama bulan
Urutan Nasab Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Ibnu Khazimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Ma’ad bin Adnan
PERLUASAN OLEH RAJA-RAJA SAUDI YANG KEDUA (1405 H/1984 M – 1414 H/ 1994 M) Yaitu perluasan oleh pelayan dua kota suci, raja Fahd bin Abdul Aziz hafidzahullah. Perluasan ini adalah perluasaan masjid Nabawi yang terbesar sepanjang sejarah. Cukup menjadi bukti tentang luasnya perluasan ini, bahwa jumlah orang yang shalat setelah
PERLUASAN DAN PEMUGARAN OLEH RAJA RAJA SAUDI YANG PERTAMA Pemerintah Saudi sejak berdirinya negara tersebut, menampakkan perhatian dan pengawasan yang tinggi terhadap pengelolaan dua masjid haram yang mulia. Bukti yang paling kuat terhadap hal ini adalah perluasan yang dilakukan pada masa raja-raja Saudi, baik untuk haram Mekkah maupun masjid Nabawi.
Dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, ia berkata, “Aisyah berkata, “Wahai putra saudariku, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengutamakan salah satu di antara kami di atas yang lain dalam hal membagi malamnya untuk menginap. Beliau selalu berkeliling di antara kami setiap hari, dan mendekati setiap istrinya tanpa masis (melakukan
Ibnu Abbas berkata, “Firman Allah, “Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di antara
Hudhain bin Munzhir Abu Sasan berkata, “Aku melihat Utsman bin Affan telah menunaikan shalat subuh. Saat itu dibawalah menghadap kepadanya seseorang yang bernama Al-Walid.[1] Kemudian Utsman berkata, “Aku tambahkan untuk kalian.” Dua orang laki-laki memberikan kesaksian di hadapan Utsman. Salah satu lelaki itu bernama Humran. [2] Ia bersaksi bahwa temannya