4000 Dinar untuk Istri yang Dermawan

“Dan empat ribu dinar untuk istrimu, karna dia yang paling dermawan di antara kalian.”

Yahya bin Khalid Al-Barmaki

 

Kedermawanan memang pantas untuk dihargai mahal, sebagaimana yang dilakukan oleh Yahya bin Khalid Al-Barmaki kepada istri Al-Waqidi. Kisah ini disebutkan oleh Khathib AL-Baghdadi dama Târîkh Baghdâd (4/20):

Abu Abdillah Al-Waqidi Al-Qadhi mengatakan, “Suatu hari, kebutuhan benar-benar menghimpit, meskipun aku sedang bersama Yahya bin Khalid Al-Barmaki. Istriku mendatangiku dan mengatakan, “Hari raya sudah tiba, namun kita tidaka mempunyai uang sepeser pun.”

Aku kemudian pergi menemui salah satu temanku yang berprofesi sebagai pedagang. Aku jelaskan bahwa kedatanganku menemuinya karena ingin berhutang kepadanya. Setelah mendengar penuturanku, dia kemudian mengeluarkan sekantong keperluanku yang distempel seribu dua ratus dirham.

Setelah mengemasi barang-barang tersebut, aku pulang ke rumah. Belum lama aku di rumah, tiba-tiba seorang temanku Al-Hasyimi (dari keturunan Bani Hasyim) datang ke rumahku mengeluhkan perihal keterlambatan penghasilannya dan dia membutuhkan pinjaman. Aku lalu masuk ke dalam menemuiistriku memberitahukan kedatangan Al-Hasyimi itu, dan istriku bertanya kepadaku, “Menurutmu, apa yang akan kamu berikan kepadanya?”

Aku menjawab, “Aku akan memberikan sebagian isi kantong ini kepadanya.”

Istriku berkomentar, “Kamu tidak melakukan apa-apa. Kamu mendatangi temanmu yang berdagang di pasar, dan dia memberi pinjaman kepadamu seribu dua ratus dirham. Sekarang seseorang yang memiliki kekerabatan dengan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam datang kepadamu, namun kamu akan memberi separoh dari apa yang diberikan temanmu yang pedagang itu! Ini tidak sebanding! Berikan saja kantong ini seluruhnya kepadanya!”

Aku kemudian keluar membaw akantong itu lalu memberikan kepada teman Al-Hasyimi tersebut.

Lain waktu, temanku yang pedagang pergi menemui Al-Hasyimi, dia juga berteman dengan Al-Hasyimi. Dia datang kepada Al-Hasyimi temannya itu untuk mencari pinjaman uang, dan AL-Hasyimi itu pun segera mengeluarkan kantong yang berasal dariku kepadanya. Tatkala temanku si pedagang dan juga Al-Hasyimi itu melihat stempel uang, dia segera mengenalinya. Sehingga temanku pedagang itu pun bergegas menemui diriku dan menceritakan kisah tersebut.

Pada waktu bersamaan, seorang utusan Yahya bin Khalid datang menemuiku. Utusan itu menyampaikan pesan Yahya, “Sesungguhnya utusanku terlambat datang kepadamu karena aku sedang sibuk dengan beberapa keperluan Amirul Mukminin.”

Aku segera mendatangi Yahya bin Khalid dan menceritakan kisah kantong tersebut kepadanya. Yahya berkata kepada pengawalnya, “Pengawal! Bawa kemari uang yang ada di sana itu!”

Pengawal pun datang membawakan uang sepuluh ribu dinar kepada Yahya. Setelah menerima uang itu, Yahya berkata, “Untukmu dua ribu dinar, ambillah! Dua ribu dinar untuk temanmu, dua ribu dinar untuk Al-Hasyimi, dan empat ribu dinar untuk istrimu, karena dia yang paling dermawan di antara kalian.”

Sumber: Buku 155 Kisah Langka Para Salaf, penerbit Pustaka Arafah, hlm. 179-181

Comments
All comments.
Comments