Perang Al Jisr (Jembatan) Bulan Sya’ban Tahun 13 Hijriyah

Setelah pasukan Persia berhasil dikalahkan oleh Abu Ubaidah dan Al Mutsanna bin Haritsah dalam sejumlah peperangan, pasukan Persia kemudian mempersiapkan pasukan besar dan memilih jendralnya yang terbaik sebagai komandan pasukan. Persia mengarahkan pasukan besar itu untuk menghadapi Islam di daerah Qiss an Natiq[1]. Bertemulah pasukan Persia dengan tentara Islam di dekat sungai eufrat. Sungai Eufrat menjadi pemisah mereka. Pasukan Persia berkata kepada tentara Islam, “Apakah kami yang akan menyebrang dan menyerang kalian, ataukah kalian yang akan menyeberang dan menghadapi kami?” Tentara Islam memberikan usul kepada Abu Ubaidah untuk menunggu saja dan membiarkan pasukan Persia menyeberang dan menyerbu, tetapi Abu Ubaidah berkata, “Mereka tidak lebih berani atas kematian daripada kita. Kitalah yang akan menyeberang dan menyerang mereka!”[2]

Lalu tentara Islam pun menyeberang dan terjadilah perang sengit antara tentara Islam melawan pasukan Persia. Dalam perang ini gajah membawa keuntungan besar bagi Persia, karena banyak tentara Islam yang terluka. Pemimpin tentara Islam, Abu Ubaidah dan sejumlah tentara Islam pun terbunuh dibawah kaki-kaki gajah [3]. Tentara Islam kemudian mencoba bertahan di jembatan, tetapi pasukan Persia berhasil mengepungnya. Sebagian besar pasukan Islam tenggelam. Untunglah Al Mutsanna bin Haritsah bersama tentara Islam yang pemberani berhasil menyambung kembali jembatan itu, sehingga sebagian tentara Islam berhasil melintasi sungai menuju tepian sungai. Perang ini adalah perang yang membawa kekalahan pertama bagi kubu Islam atas Persia, meskipun jumlah korban Persia masih lebih banyak dibandingkan kubu kaum muslimin. Jumlah tentara Islam yang syahid dalam perang tersebut sejumlah 4 ribu orang, sedangkan korban dari pihak Persia sebanyak 5 ribu orang lebih. [4]

Setelah perang di jembatan itu, Al Mutsanna bin Hartisah radhiyallahu ‘anhu mulai melakukan penyerangan terhadap Persia melalui  sejumlah peperangan untuk mengembalikan kehormatan Islam. Setelah tentara Islam koyak dalam perang jembatan, dalam kesempatan yang sama Al Mutsanna bin Haritsah mengirimkan surat kepada Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu untuk mengirimkan tambahan pasukan ke Iraq.[5]

Dikutip dari: Penaklukan Dalam Islam, DR.Abdul Aziz bin Ibrahim Al Umari, Penerbit Darussunnah

Note:

[1] Al Baladziri menyebut perang ini dengan Qiss an Natiq. Lihat: Futuh Al Buldan 252

[2] Ath Thabari, Tarikh Ath Thabari 4/68, Ibn Al Atsir, Al Kamil 2/438

[3] Al Baladziri, Futuh Al Buldan 252, Ibn Al Atsir, Al Kamil 2/439

[4] Ath Thabari, Tarikh Ath Thabari 4/68-69, Ibn Al Atsir, Al Kamil 2/439, lihat pula: Al Baladziri, Futuh Al Buldan 253

[5] Al Baladziri, Futuh Al Buldan 253, Ath Thabari, Tarikh Ath Thabari 4/70-71, Ibn Al Atsir, Al Kamil 2/441

Artikel: www.KisahIslam.net

Comments
All comments.
Comments