Keteladanan Agung Pada Hari Badar
Abu Bakar telah ikut berpartisipasi dalam setiap peperangan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia teguh bersama beliau dengan keteguhan tidak tertandingi.
Pada hari (perang) Badar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta pendapat para shahabat, maka Abu Bakar berbicara dengan baik, lalu terjadilah peperangan. Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Orang paling berani adalah Abu Bakar…Pada perang Badar kami membuat markas komando untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kami berkata, ‘Siapa yang mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga tidak seorang pun dari kaum musyrikin yang mencelakai beliau?’ Demi Allah, tidak seorangpun maju selain Abu Bakar dengan pedang terhunus di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada yang mendekat kecuali dia menghadapinya.” [1]
Dari Ibnu Sirin rahimahullah bahwa Abdurrahman bin Abi Bakar pada perang Badar ikut bersama orang-orang musyrikin! Ketika masuk Islam, dia berkata kepada ayahnya, “Sungguh, aku melihatmu mengincarku, tetapi aku selalu menghindarimu. Aku tidak mau membunuhmu.” Abu Bakar menjawab, “Adapun aku, jika engkau mengincarku, aku akan menghadapimu (tidak takut membunuhmu).” [2]
Dalam perang ini ayah bertemu dengan anak, saudara dengan saudara, dan prinsip hidup mereka yang bersebrangan maka perang memisahkan mereka. Sementara di zaman kita ini orang-orang komunis memerangi bangsanya sendiri. Mereka merobek ikatan kemanusian yang paling berharga demi apa yang mereka yakini. Sehingga, tidak aneh jika anda melihat seorang anak yang beriman marah kepada ayahnya yang mulhid (anti tuhan) dan menentangnya karena Allah. Perang Badar mencatat bentuk-bentuk perseteruan yang tajam ini. Abu Bakar berperang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan anaknya, Abdurrahman bersama Abu Jahal.[3]
Ini alah bentuk wala (loyalitas) dan bara’ (berlepas diri) tingkat tinggi.
Allah Ta’ala berfirman:
“Engkau (Muhammad) tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam Surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.” [QS.Mujaadilah:22]
Jibril Dan Mikail Berperang Bersama Abu Bakar dan Ali Radhiyallahu ‘Anhuma.
Dari Abu Shalih Al Hanafi, dari Ali, Ia berkata, “Dikatakan[4] kepada Ali dan Abu Bakar di Perang Badar:
‘Jibril bersama salah seorang dari kalian berdua, sedangkan Mika’il bersama yang lain. Israfil adalah Malaikat yang agung, dia ikut menyaksikan peperangan.’ Atau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Hadir dalam barisan.’ [5]
Ash Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu Termasuk Orang-Orang Yang Menjawab Seruan Allah dan Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu tentang firman Allah Ta’ala:
“Orang-orang yang menaati (perintah) Allah dan Rasul setelah mereka mendapat luka (dalam Perang Uhud). Orang-orang yang berbuat kebaikan dan bertakwa di antara mereka mendapat pahala yang besar.” [QS.Ali Imran:172]
Aisyah berkata kepada Urwah, “Wahai keponakanku! Kedua ayahmu termasuk mereka yaitu Az Zubair dan Abu Bakar. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan apa yang beliau dapatkan dalam perang Uhud, orang-orang musyrikin pulang ke Makkah. Beliau khawatir mereka akan kembali, maka beliau bersabda, “Saiap yang mau mengikuti mereka dibelakang mereka?” Maka keluarlah tujuh puluh orang, diantara mereka adalah Abu Bakar dan Az Zubair.” [6]
Keteguhan Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu Di Perang-Perang Yang Lain
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Abu Bakar begitu teguh layaknya gunung pada perang Uhud di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia melindungi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim sekelompok pasukan ke Bani Fazarah tahun ke-7 H dipimpin oleh Abu Bakar, maka pasukan ini mendatangi mata air, meraih rampasan perang dan tawanan, lalu pulang dengan selamat.
Pada perang Tabuk, perang yang sangat sulit bagi kaum muslimin, panji kaum muslimin di tangan Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu.
Pada perang Hunain, ketika kaum muslimin berbangga diri dengan jumlah mereka yang besar, tetapi jumlah yang besar itu ternyata tidak berguna bagi mereka, mereka lari terpecah-pecah setelah sebelumnya musuh bersembunyi di cela-cela lembah. Orang pertama yang tetap teguh di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. [7]
ceritanya amat sangat bagus……keteladanan seorang abu bakar ash shidiq ini memotivasi saya karena saya mempunyai nama yang sedikit mirip dengan beliau…hihi
semoga juga sama dalam hal perilakunya dengan saya…amiinn
terima kasih kisahislam.net semoga trus brkmbang dan terus mencritakan kisah-kisah islam….
Yaa Allah karuniakan Negara Kami pemimpin yang seperti Abu Bakare as Shidiq, pemimpin yang tegas tapi lembut.
kunjungi blog kami http://www.kisahsahabat.com/
Inspiratif sekali. keteladanan beliau dapat kita contoh dan praktekkan dikehidupan ini.
http://www.paytrenesia.com