Siapakah Alexander The Great

Oleh : Ustadz Aris Munandar hafizhahullah

Sebagian orang beranggapan bahwa Dzulqornain yang Alloh sebutkan namanya dalam al-Qur’an adalah Alexander The Great. Ini adalah anggapan yang keliru. Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan:

“Demikian pula para ahli filsafat Yunani semisal Aristoteles dan kawan-kawannya. Mereka adalah orang-orang musyrik yang menyembah patung berhala dan benda-benda langit. Aristoteles itu hidup tiga ratus tahun sebelum Nabi Isa. Aristoteles adalah menterinya Iskandar Philips al-Maqduni (dari Macedonia, Red.). Iskandar Philips inilah yang kisah hidupnya terekam dalam sejarah Romawi dan Yunani serta dicatat oleh Yahudi dan Nasrani.

Iskandar Philips itu bukan Dzulqornain yang Alloh sebutkan dalam al-Qur’an sebagaimana anggapan sebagian orang bahwa Aristoteles adalah menteri dari Dzulqornain. Anggapan salah ini muncul karena mereka melihat Iskandar Philips itu bernama Iskandar dan Dzulqornain itu bisa juga disebut Iskandar. Akhirnya mereka beranggapan bahwa Dzulqornain adalah Iskandar Philips. Inilah anggapan keliru yang dimiliki oleh Ibnu Sina dan lainnya.

Padahal, yang benar tidaklah demikian. Iskandar Philips yang musyrik dan Aristoteles menjadi menterinya itu hidupnya lebih belakangan dibandingkan Dzulqornain. Iskandar Philips ini bukanlah yang membangun tembok penghalang Ya’juj dan Ma’juj bahkan perjalanannya tidaklah sampai ke negeri Ya’juj dan Ma’juj. Iskandar yang Aristoteles menjadi salah satu menterinya adalah Iskandar yang perjalanan hidupnya dicatat oleh sejarah Romawi yang terkenal.” (al-Furqon Baina Auliya’ ar-Rahman wa Auliya’ asy-Syaithon karya Ibnu Taimiyyah tahqiq Salim al Hilali him. 41-42, terbitan Maktabah al-Rusyd, Riyadh, cet. kedua 1424 H).

[Majalah Al-Furqon Gresik, No.112 Edisi 9 Tahun Ke-10_1432 H/ 2011 M, hal. 28-29, dan 32]

Artikel: www.kisahislam.net

Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

=

Comments
All comments.
Comments
  1. zuhdi says:

    trus ada biografi nabi dzulqarnain yg shahih ga?

    1. admin kisah islam says:

      sementara masih belum ada

  2. soso says:

    dari yang saya pernah baca di buku Harun-Yahya, beliau berpendapat kemungkinan Dzulkarnain itu belum datang atau kemungkinan sudah ada diantara kita, yang di maksud tembok itu kemungkinan adalah penghalang atau penangkal dari teknologi canggih yg di ciptakan Dzulkarnain untuk menangkal kejahatan-kejahatan kaum ya’juj & ma’juj tersebut yang disebar dimuka bumi ini yang kemungkinan juga berbentuk teknologi (mungkin satelit atau internet).

    teori beliau mengenai ‘waktu’ datang nya Dzulkarnain yang kemungkinan adalah dimasa depan menurut beliau “Di sisi Allah, seluruh waktu adalah satu. Masa depan, masa lalu, dan masa sekarang terjadi seluruhnya sekaligus. Di sejumlah ayat, berbagai peristiwa Hari Pembalasan di neraka dan surga diceritakan seolah-olah telah terjadi.”

    contoh ayat nya adalah : ‘Dan ditiupkan sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). Dan terang-benderanglah bumi (Padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing), dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi, dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan’ (QS Az Zumar: 68-69)

    Berbagai peristiwa yang dijelaskan dalam ayat ini disampaikan seolah-olah hal itu sudah terjadi, walaupun bagi kita, hal itu adalah peristiwa-peristiwa di masa depan yang belum terjadi. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa cerita Dzulkarnain AS berasal dari masa depan, yang diceritakan kepada kita dengan menggunakan kerangka waktu masa lalu.

    Ayat kedelapan puluh empat dalam surat Al-KAHFI mengatakan:’… Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.’ Hal ini mungkin menunjukkan bahwa Dzulkarnain AS akan berkuasa di dunia di masa depan.

    menurut saya, teori Harun Yahya diatas memang sangat menarik, tetapi hanya Allah-lah yang lebih mengetahui.
    wallahualam bissawab.