Biografi Ulama Tabi’in: Masruq bin Al-Ajda’ [Bagian 01]

MASRUQ BIN AL-AJDA’

Mempelajari biografi ulama bertujuan mendidik generasi muda Islam sesuai dengan pendidikan yang pernah ditempuh para ulama dan mengikuti jejak mereka, para imam yang terkenal dan mulia.

Orang-orang yang terkenal dengan kezuhudan dan kehati-hatiannya, kewara’an dan kesederhanaannya. Mereka yang banyak beribadah dan mempunyai rasa takut yang mendalam kepada Allah , sehingga tumbuh dalam diri mereka sesuatu yang pantas untuk dihormati dan dimuliakan. Mereka pantas mendapatkan kenikmatan dan penghormatan itu.

Sifat-sifat di atas tentunya merupakan indikasi dari seorang pemimpin para tabi’in dan para imam yang mau mengamalkan ilmunya.

Di antara mereka adalah Masruq bin Al-Ajda’ Al-Hamadani yang telah banyak berguru pada beberapa sahabat terkenal yang di antaranya; Abdullah bin Masud, Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Aisyah Ridhwanullahi Alaihim Ajma’in.

Dialah orang yang terkenal dengan kezuhudan, kewara’an dan ibadahnya. Merupakan tokoh yang pantas untuk dijadikan teladan.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla berkenan menerima semua ibadah dan ketaatan kita dan menyatukan kita dengan para ulama yang mulia dalam derajat yang paling tinggi.

Semoga shalawat dan salam selalu mengalir kepada baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, kepada keluarga serta para sahabatnya yang mulia. Segenap puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

1.    Nama dan Kelahirannya

Namanya: Masruq bin Al-Ajda’ Al-Hamadani Al-Wadi’i Abu Aisyah Al ­Kufi. Dialah Masruq bin Al-Ajda’ bin Malik bin Umayyah bin Abdullah bin Murri bin Salman -ada juga yang mengatakan Salaman- bin Muammar bin Al-Harits bin Sa’ad bin Abdullah bin Wadi’ah.”[1]

Al-Hafizh Abu Bakar Al-Khatib berkata, “Ada yang mengatakan bahwa pada waktu kecil, dia pernah hilang diculik, lalu ditemukan lagi sehingga dia dinamakan dengan Masruq (yang dicuri), kemudian ayahnya Al-Ajda’ masuk Islam.”[2]

Kelahirannya: Tidak seorang pun dari penulis biografinya yang menjelaskan —sejauh yang saya teliti- tentang tanggal dan tempat kelahirannya. Hanya saja mereka dengan jelas memberikan keterangan bahwa dia meninggal pada tahun 62 atau 63 Hijriyah

Harun bin Hatim dari Al-Fadhl bin Amr mengatakan, “Masruq meninggal pada usia 63 tahun.” Jadi dapat disimpulkan bahwa dia terlahir pada tahun pertama hijrah atau satu tahun sebelumnya. Wallahu A’Iam.

2.    Sanjungan Para Ulama Terhadapnya

Malik bin Mughawwal berkata, “Aku pernah mendengar Abu Safar mengatakan, “Hamdaniah (nama sebuah suku) belum pernah melahirkan seseorang seperti Masruq.”

Dari Amir Asy-Sya’bi, dia berkata, “Aku tidak pernah mengetahui ada orang yang lebih banyak berkelana di berbagai tempat untuk mencari ilmu dari Masruq.”

Dari Manshur bin Ibrahim, dia berkata, “Beberapa teman Abdullah bin Mas’ud ada yang mengajarkan kepada banyak orang dan mengajari mereka tentang Sunnah Rasulullah Di antara mereka itu adalah; Alqamah, Al­ Aswad, Ubaidah, Masruq, Al-Harits bin Qais dan Amr bin Syarahbil.”[3]

Asy-Sya’bi berkata, “Ketika Ubaidillah bin Ziyad datang ke Kufah, dia bertanya, “Siapakah orang yang terbaik di antara kalian?” mereka menjawab, “Masruq.”

Ibnu Al-Madini berkata, “Aku tidak pernah mempersilahkan seorang pun untuk berbaris di belakang Abu Bakar ketika shalat berjamaah, kecuali kepada Masruq (agar sewaktu-waktu bisa mengganti Abu Bakar menjadi imam karena ilmu dan kewibawaannya).”[4]

Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Ibnu Uyainah berkata, “Tidak ada seorang pun yang lebih utama dari Masruq setelah Alqamah .[5]

Dari Ibnu Abjar dari Asy-Sya’bi, dia berkata, “Masruq lebih pantas memberikan fatwa daripada Syuraih, karena Syuraih lebih banyak meminta pendapat Masruq.”[6]

Yahya bin Mu’in berkata, “Masruq adalah orang yang dapat dipercaya dan tidak ada orang yang menyamainya. Utsman bin Said bertanya kepada Yahya tentang Masruq dan kepada Urwah mengenai Sayyidah Aisyah, maka dia tidak ragu lagi.”[7]

Ibnu Sa’ad berkata, “Dia adalah tsiqah (orang yang dapat dipercaya perkataan dan berita yang dibawanya) dan dia banyak mempunyai hadits yang layak diriwayatkan.”[8]

Al-‘Ajali berkata, “Dia adalah seorang Tabi’in yang dapat dipercaya, dan termasuk salah seorang teman Abdullah bin Mas’ud yang diperkenankan mengajar dan memberikan fatwa kepada khalayak ramai. Dia banyak melakukan shalat hingga kedua kakinya membengkak.”

Abu Nu’aim berkata, “Di antara para teman Abdullah bin Mas’ud, terdapat seseorang yang sangat takut dan sangat cinta kepada Tuhannya dan selalu ingat akan banyaknya dosa yang telah dilakukannya. Dia sangat dihormati keilmuannya, dapat dipercaya dan selalu ingin bertemu kepada Tuhannya dengan memperbanyak ibadah; dialah Abu Aisyah (ayah Aisyah) bernama Masruq.”[9]

Dari Mujalid dari Asy-Sya’bi dari Masruq, dia berkata, “Sayyidah Aisyah Radhiyallahu Anha berkata, “Wahai Masruq, sesungguhnya kamu telah aku anggap, sebagai anak sendiri dan kamu termasuk orang yang paling aku cintai. Apakah kamu mempunyai pengetahuan tentang Al-Mikhda’ (mengenai suatu kekurangan pada dirinya)?”[10]

Bersambung ke:  Biografi Ulama Tabi’in: Masruq bin Al-Ajda’ [Bag.02]

Fote Note:

[1] Tahdzib Al-Kamal 27/451-452.

[2] Tarikh Baghdad 13/232.

[3] Tarikh Baghdad hlm. 233.

[4] Siyar A’lam an Nubala’ 4/66

[5] Ibid.4/67

[6] Thabaqat Ibnu Sa’ad 6/82

[7] Siyar A’lam an Nubala’ 4/67

[8] Thabaqat Ibnu Sa’ad 6/84

[9] Hilyah al-Auliya’ 2/95

[10] Siyar A’lam an Nubala’ 4/67

Sumber: Biografi 60 Ulama Salaf, Syaikh Ahmad Farid

Artikel: www.kisahislam.net

Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

Silahkan di Share, Copas, Dan Lain-Lain, Dengan Tetap Mencantumkan Sumbernya.

=

 

Comments
All comments.
Comments