Hijab Adalah Sebab Keislamanku

Seringkali wanita ini menghindar dari desakan?desakan para pemuda ketika ia berangkat kerja di salah satu rumah sakit, namun usahanya itu tidak pernah mendatangkan hasil. Iapun berfikir, bagai mana caranya untuk menyudahi desakan-desakan itu. Perkara itu terus menjadi pikirannya. Setelah beberapa hari berlalu, ia melihat kerabat  kerjanya mengenakan pakaian aneh yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Itulah pakaian hijab dan sejenis mantel sebagai hadiah dari sebuah lembaga yang  mengenalkan Islam[1] kepada kerabatnya yang telah memeluk Islam itu. Kerabatnya itupun mulai menjelaskan kepadanya keindahan Islam. Bagaimana Islam menyempurnakan, menjaga dan menaungi seorang wanita. Sedangkan pakaian ini hanyalah sebuah perantara penjagaan wanita dari gangguan. Sebagaimana firman Allah yang ditujukan-Nya terhadap pada wanita,

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59).

Setelah ia mendengar ayat di atas dari kerabatnya, ia langsung ingin mencoba kebenaran perkara itu. Lalu ia meminta agar kerabatnya memberikan hijab atau sejenis baju mantel kepadanya. Kemudian ia mencoba mengena­kan pakaian itu tanpa menjadikannya sebuah keyakinan. Setelah sepuluh hari berlalu, ia datang kepada kerabat­nya agar membawanya ke lembaga tuntunan Islam untuk menyatakan keislamannya. Ia telah melihat ke­agungan Islam dari kandungan ayat tersebut. Dan iapun membenarkan sebuah realisasi tanpa bantahan, dan iapun memiliki kelembutan pada saat ia mengenakan hijab tersebut. Ia berkata, “Aku bersaksi bahwa Islam itu ada­lah benar.” Kemudian ia mengucapkan syahadat tauhid, dan masuklah ia ke dalam agama yang agung ini. Bumi inipun menjadi luas karena sangat bergembira.

Demikianlah orang memeluk agama kita ini dengan berbondong-bondong tanpa paksaan. Ketika sebagian anak-anak kita ragu dengan keadilan Islam, dan menu­duh Al-Qur’an tidak memberikan hak-hak para wanita, sementara mereka larut dalam kebodohan, kedunguan dan ketidakseriusan mereka terhadap agama Allah dan Al-Qur’an-Nya setiap pagi dan sore.

Penulis selalu memohon kepada Allah agar memberi­kan mereka petunjuk dan membukakan tutup yang me­lapisi pandangan dan hati mereka.

Foot Note:

[1] Lajnah Khairiyah Kuwaitiyah. Sebuah lembaga yang bergerak mengenalkan Islam terhadap non Muslim.

Sumber: Buku “Saat Hidayah Menyapa”, Khalid Abu Shalih, Penerbit at Tibyan Solo.

Artikel: www.KisahIslam.net

Comments
All comments.
Comments