Apakah Engkau Ingin Memukul Amir?

Amr bin Syaibah berkata, “Amr bin Al-Ash pernah berkata kepada seseorang dari Tujib, ‘Wahai munafik!’ Orang dari Tujib itu melapor kepada Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu dan berkata, ‘Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Amr telah mengataiku munafik. Demi Allah, aku tidak pernah munafik semenjak masuk Islam.’ Maka, Umar radhiyallahu Anhu menulis surat kepada Amr bin Al-Ash. Adalah kebiasaan Umar menulis surat jika marah.

Suratitu berbunyi, Buat Al-Ashi bin Al-Ashi. Amma ba’du. Seseorang dari Tujib mengaku engkau mengatainya munafik. Jika ia berhasil mendatangkan dua orang saksi atasmu, aku telah menyuruhnya memukulmu empat puluh kali atau mengataimu tujuh puluh kali.’

Orang dari Tujib berkata, ‘Barang siapa mendengar Amr mengataiku munafik hendaknya berdiri dan bersaksi.’ Mayoritas orang di masjid berdiri. Hantamah berkata kepada orang Tujib itu, ‘Apakah engkau ingin memukul Amir?’ Selain itu, Hantamah menawarkan diyat padanya. Orang Tujib itu berkata, ‘Kalaupun engkau penuhi tempat ibadah ini (dengan diyatmu), aku tidak bakal menerima.’ Hantamah berkata padanya, ‘Apakah engkau ingin memukulnya?’ Orang itu berkata, ‘Di sini aku tidak melihat ketaatan.’ Ketika orang Tujib itu berpaling, Amr berkata, ‘Suruh ia kembali.’ Amr memberinya pecut, kemudian duduk di depan orang Tujib itu. Orang Tujib itu berkata, ‘Apakah dengan kekuasaanmu engkau bisa menghindar dariku?’ Amr bin Al-Ash menjawab, ‘Tidak, lakukan yang telah diperintahkan padamu.’ Orang Tujib itu berkata, ‘Aka telah memaafkanmu.”‘[Manaqib Amir al-Mu’minin Umar bin Khaththab hal.95]

Sumber: Buku ”Kisah Orang-Orang Shaleh Dalam Mendidik Anak, Pustaka al Kautsar

Artikel: www.KisahIslam.net

Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

=

Comments
All comments.
Comments