Kisah Masuk Islamnya Ikrimah bin Abu Jahl radhiyallahu ‘anhu

Judul Asli: Kisah Masuk Islamnya Ikrimah bin Abu Jahl
Oleh: Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf hafizhahullah

Muqoddimah
Pada bulan Ramadhan tahun 8 Hijriyah terjadi sebuah peristiwa agung yang sangat bersejarah dalam kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan umat Islam. Peristiwa itu adalah Fathu Makkah (Pembukaan kota Makkah) yang sebelumnya dikuasai oleh orang-orang kafir musyrik menjadi wilayah kekuasaan Islam. Sejaka saat itulah tidak ada lagi disyariatkan hijrah dari Makkah ke Madinah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada hijrah setelah Fathu Makkah, namun yang ada adalah jihad dan niat.” [HR.al-Bukhari & Muslim]

Dengan dibukanya kota Makkah, bangsa Arab berbondong-bondong masuk ke dalam agama Islam, karena sebelumnya mereka masih menunggu, mereka mengatakan: “Jika Muhammad benar-benar seorang Nabi, pasti dia akan menguasai tanah kelahirannya.”

Allah Ta’ala menggambarkan peristiwa itu dengan firman-Nya:
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” [QS.an-Nashr/110: 1-3]

Namun disela-sela fragmen sejarah itu, terdapat beberapa kisah masyhur yang ternyata kurang bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya menurut ulama hadits. Salah satunya adalah tentang kisah masuk Islamnya Ikrimah bin Abu Jahl radhiyallahu ‘anhu. Dan inilah kisah tersebut:

Al Kisah
Dari Abdullah bin Zubair radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saat Fathu Makkah, Ikrimah melarikan diri, namun istrinya yang bernama Ummu Hakim binti Harits bin Hisyam adalah seorang yang cerdik. Dia masuk islam lalu meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya agar mengembalikan suaminya, lalu dia pun keluar mencari suaminya. Setelah bertemu, dia berkata kepada suaminya: “Saya datang kepadamu dari seseorang yang paling bisa menyambung hubungan antara sesama serta orang yang paling baik, saya telah meminta jaminan keamanan kepadanya untukmu dan dia memberikannya.” Maka Ikrimah pun kembali bersamanya. Tatkala dia sudah dekat Makkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Akan datang kepada kalian Ikrimah bin Abu Jahl dalam keadaan mukmin muhair (orang yang hijrah), maka kalian janganlah mencela bapaknya, karena mencela orang yang telah meninggal dunia akan menyakiti yang masih hidup dan tidak akan sampai kepada orang yang telah meninggal dunia.” Maka tatkala dia sudah berada di pintu, Rasulullah bergembira dan segera bangkit untuk menyambutnya.”

Derajat Kisah
Kisah ini PALSU, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh al-Albani dalam adh-Dho’ifah: 6234

Takhrij Kisah
Diriwayatkan oleh al-Waqidi dalam al-Maghozi: 2/850. al-Hakim dalam al-Mustadrok: 3/241, al-Baihaqi dalam al-Madkhol: 398/710, Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq: 11/755. Dari al-Waqidi berkata telah menceritakan kepadaku Ibnu Abi Sabroh dari Musa bin Uqbah dari Abu Habibah dari Abdullah bin Zubair.

Sebab Kelemahan Kisah Ini
Kelemahan kisah ini disebabkan dua hal:
Pertama: al-Waqidi
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Lisanul Mizan berkata: “al-Waqidi adalah Muhammad bin Umar bin Waqid al-Aslami Abu Abdillah al-Madani, salah seorang tokoh dan Qodhi di Iraq. Dia seorang yang matruk (ditinggalkan haditsnya) meskipun ilmunya luas.”

Dia didustakan oleh Imam Ahmad rahimahullah. Yahya bin Ma’in rahimahullah berkata: “Dia tidak ada apa-apanya.” Ali bin Madini rahimahullah berkata: “al-Waqidi memalsukan hadits.” (al-Majruhin Ibnu Hibban 2/290)

Kedua: Ibnu Abi Sabroh
Dia adalah Abu Bakr bin Abdullah bin Muhammad bin Abu Sabroh dari penduduk Madinah. Yahya bin Ma’in rahimahullah berkata: “Dia tidak ada apa-apanya.” Imam Ahmad rahimahullah mendustakannya. an-Nasa’i rahimahullah berkata: “Dia matruk.” Dia juga dilemahkan oleh Imam al-Bukhari serta lainnya. (Lihat al-Majruhin: 3/147, Mizanul I’tidal: 4/503)

Syaikh al-Albani rahimahullah berkata: “Hadits ini didiamkan oleh al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Baihaqi. Hal ini dalam persangkaanku adalah karena nampak kelemahan bahkan kepalsuannya, karena al-Waqidi sendiri adalah seorang yang matruk (ditinggalkan haditsnya) dan gurunya Ibnu Abi Sabroh dituduh oleh para ulama’ sebagai pemalsu hadits.” (Lihat adh-Dho’ifah: 6234, 1443]

Siapakah Ikrimah bin Abu Jahl
Beliau adalah Ikrimah bin Amr bin Hisyam (Amr bin Hisyam ini adalah Abu Jahl) bin Mughirah al-Qurosyi al-Makhzumi radhiyallahu ‘anhu. Sebagaimana bapaknya, Ikrimah dahulunya adalah seorang yang sangat memusuhi Islam. Namun beliau masuk Islam saat Fathu Makkah, kemudian hijrah ke kota Madinah dan ikut andil dalam memerangi orang-orang yang murtad sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau wafat dalam salah satu peperangan, hanya saja ulama berselisih akan peperangan tersebut. Sebagian mengatakan perang Yarmuk pada zaman kekhilafahan Umar bin Khoththob radhiyallahu ‘anhu, sebagian ulama lainnya berpendapat beliau wafat pada zaman Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu.

Kisah Shohih
Adapun riwayat yang shohih tentang keislaman Ikrimah radhiyallahu ‘anhu adalah apa yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i rahimahullah dengan sanad shohih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohih wa Dho’if an-Nasa’i: 4067, yaitu sebagai berikut:

Dari Mush’ab bin Sa’d dari bapaknya berkata: “Saat Fathu Makkah, Rasulullah memberikan keamanan kepada manusia kecuali empat laki-laki dandua wanita, beliau bersabda: “Bunuhlah mereka meskipun kalian menemukan mereka sedang berpegangan pada kain Ka’bah.” Mereka adalah Ikrimah bin Abu Jahl, Abdullah bin Khothl, Maqis bin Shobabah dan Abdullah bin Sa’d bin Abis Sarh. Abdullah bin Khothl, dia ditemukan sedang berpegangan pada kain Ka’bah. Dia diserang oleh Sa’id bin Harits dan Ammar bin Yasir, hanya saja Sa’id lebih mendahului Ammar, sehingga dia lah yang membunuh Abdullah bin Khothl. Sedangkan Maqis bin Shobabah, dia ditemukan berada di pasar, maka dia pun dibunuh oleh banyak orang.

Adapun Ikrimah bin Abu Jahl, dia naik kapal di lautan, tiba-tiba datanglah badai, maka para awak kapal berkata: “Ikhlaskanlah (do’a hanya kepada Allah) karena tuhan-tuhan kalian tidak akan bisa berbuat apa-apa disini.” Maka Ikrimah berkata: “Demi Allah, jika tidak ada yang bisa menyelamatkan diriku dilautan ini kecuali keikhlasan (kepada Allah), maka tidak akan ada yang bisa menyelamatkan diriku di daratan kecuali Dia. Ya Allah, jika saya berjanji kepada-Mu, jika Engkau menyelamatkan diriku, saya akan datang kepada Muhammad, Lalu saya akan meletakkan tanganku pada tangan beliau, dan niscaya saya akan dapati beliau sebagai seorang yang pemaaf lagi mulia.” Lalu Ikrimah pun datang dan masuk Islam.” [HR.an-Nasa’i. Lihat pula ash-Shohihah: 1723]

Sumber: diketik ulang dari Majalah al-Furqon Edisi 05, Tahun Kesembilan, Dzulhijjah 1430, Nop/Des 2009, Hal.58-59

Artikel: www.KisahIslam.net

Comments
All comments.
Comments