Wanita Pemilik Gentong Air

Sesungguhnya memperhatikan keadaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sifat-sifat beliau dan prilakunya, membuahkan hasil yang sangat banyak. Seseorang akan lebih memahami akhlak beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia, mengambil ibrah (pelajaran) darinya dan meneladaninya. Demikian juga mengetahui cara bersikap, berinteraksi dan berdakwah kepada manusia. Berikut ini kisah tentang wanita musyrik yang masuk islam bersama kaumnya karena mu’jizat yang dia lihat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam serta sikap beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan para Sahabat yang bijak kepadanya dan kaumnya. Kisahnya adalah sebagai berikut:

Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Kami berada dalam perjalanan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kami telah berjalan semalaman, sampai pada akhir malan (menjelang subuh-red). Dalam perjalanan, kami mengalami kejadian yang sangat menyenangkan bagi musafir (yaitu, mengalami tidut yang sangat pulas karena kelelahan,red). Tidak ada yang membangunkan kami kecuali terik panas matahari. Orang yang bangun pertama kali adalah Fulan (Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu-red), kemudian Fulan, kemudian Fulan, dan orang yang bangun keempat adalah ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah jika beliau tidur, tidak dibangunkan, sehingga beliau sendiri yang bangun. Karena kami tidak tahu apa yang terjadi pada beliau di dalam tidurnya (yakni, kemungkinan beliau mendapatkan wahyu-red).

Ketika ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu telah bangun dan melihat kejadian yang di alami para Sahabat (yakni terbangun kesiangan dan belum shalat Subuh-red), maka dia bertakbir dan mengeraskan suaranya. Dia terus bertakbir dan mengeraskan suaranya hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terbangun. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bangun, mereka mengadukan kepada beliau kejadian yang telah menimpa mereka. Beliau bersabda,”Tidak membahayakan (yakni tidak masalah-red), berangkatlah!”. Kemudian beliau berangkat. Belum lama berjalan, kemudian beliau singgah. Beliau meminta air wudhu, lalu berwudhu. Kemudian dikumandangkan adzan shalat (subuh) dan beliau shalat mengimami mereka.

Setelah selesai shalat, beliau melihat seorang laki-laki menyendiri dan tidak shalat bersama orang-orang. Beliau bertanya,”Hai Fulan, apa yang menghalangimu shalat bersama orang banyak?” Dia menjawab,”Aku sedang junub dan tidak ada air.” Beliau bersabda,”Tayammumlah dengan debu (permukaan bumi), itu cukup bagimu.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat. Di tengah perjalanan, orang-orang mengadu kehausan kepada beliau. Dan beliau pun singgah, lalu memanggil seseorang dan Ali radhiyallahu ‘anhu. Beliau bersabda,”Pergilah kalian berdua, carilah air!”

Mereka pun berangkat. Kemudian mereka bertemu dengan seorang wanita di atas ontanya diantara dua gentong air yang besar (yang terbuat dari kulit). Mereka bertanya kepada wanita itu,”Dimanakah air?” Dia menjawab,”Terakhir saya melihat air kemarin, seperti jam saat ini” (dalam riwayat Imam Muslim, wanita itu ditanya,”Berapa jarak keluargamu dan air itu? Dia menjawab,”Perjalanan sehari semalam-red)”. Keduanya berkata kepada wanita itu,”Kalau begitu berangkatlah!” Dia menjawab,”Kemana?” Keduanya berkata,”Menuju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Wanita itu bertanya,”Orang yang dianggap (oleh suku Quraisy) murtad itu?”. Keduanya menjawab,”Dialah yang engkau maksudnya, berangkatlah!” Keduanya membawanya menuju Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan menyampaikan berita kepada beliau. Maka para Sahabat meminta wanita itu agar turun dari ontanya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meminta wadah air, beliau menuangkan air itu di dalamnya dari mulut-mulut kedua gentong itu. Beliau mengikat mukut-mulut kedua gentong itu dan membuka penutupnya. Kemudian di umumkan kepada orang-orang, “Silahkan memberi minum dan silahkan minum.” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memberi minum orang yang beliau kehendaki dan mengambilkan air untuk orang yang beliau kehendaki. Yang terakhir, beliau memberi satu wadah air kepada laki-laki yang mengalami junub, beliau bersabda,”Pergilah, lalu guyurkan air ini pada badanmu.” Wanita tersebut berdiri melihat apa yang diperbuat terhadap airnya.

Demi Allah azza wa jalla, setelah selesai air itu di ambil dari gentong tersebut, benar-benar tampak kepada kami bahwa gentong itu lebih penuh isinya daripada ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memulai mengambil airnya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Kumpulkan (barang) untuk wanita ini!” Maka para Sahabat mengumpulkan  buah korma, tepung gandum, dan jenang/dodol. Mereka mengumpulkan makanan untuk wanita itu dan menaruhnya di dalam kain. Mereka menaikkan di atas ontanya dan meletakkan kain itu di depan wanita itu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada wanita itu,”Engkau mengetahui, kami tidak mengurangi airmu sedikitpun, tetapi Allah lah yang memberi air kepada kami.”

Lalu wanita itu mendatangi keluarganya, dan dia terlambat datang kepada mereka. Mereka bertanya,”Hai Fulanan, apa yang menyebabkanmu terlambat?” Dia menjawab,”Sesuatu yang mengagumkan. Dua orang laki-laki menemuiku, lalu membawaku kepada orang yang dianggap murtad. Lalu orang itu melakukan begini dan begitu. Demi Allah, dia itu orang yang paling ahli di antara manusia di langit dan di bumi dalam ilmu sihir –wanita itu mengisyaratkan dengan dua jarinya, jari tengah dan telunjuk, lalu dia menaikkan kedua jarinya ke arah langit- atau dia itu benar-benar utusan Allah azza wa jalla yang sebenarnya.”

Setelah itu kaum Muslimin menyerang orang-orang musyrik di sekitar (kampung) wanita itu, dan mereka tidak menyerang kampung wanita itu. Suatu hari wanita itu berkata kepada kaumnya,”Aku berpendapat bahwa kaum (Muslimin) itu sengaja mengajak kamu (menuju Islam, sehingga tidak menyerang kamu-red), tidaklah kamu masuk agama Islam?”. Maka mereka mentaati wanita itu, mereka masuk Islam. [HR.Bukhari no.344, semakna dengan ini pada no.3571 dan Muslim no.682]

Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata,”Hadits ‘Imran bin Hushain tentang wanita pemilik dua kantong air dan mu’jizat yang ada padanya adalah air sedikit menjadi banyak dengan sebab berkah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.” [Fathul Baari syarah hadits no.3571]

Kisah ini juga memuat berbagai pelajaran bagi orang-orang yang mau memperhatikan. Al-hamdulillaahi rabbil ‘Alamiin. [Majalah as Sunnah Edisi 06-07/Thn XIII/Ramadhan-Syawal 1430H/Sept-Okt 2009M Hal.85]

Artikel: www.KisahIslam.net